BAB Numpang dan Buang Air Kecil di Kebun
PURWADADI-Kondisi bangungan SDN Wargawinaya kondisinya memprihatinkan, tembok mengelupas, lantai keramikpun banyak yang retak dan belah. SDN Wargawinaya itu berlokasi di Desa Pasirbungur Dusun Walidin.
Dengan kondisi itu, otomatis mengganggu kenyamanan proses belajar mengajar peserta didik maupun tenaga pendidiknya.
Dari pantauan Pasundan Ekspres, selain beberapa keramik kelas yang sudah terlepas, beberapa atap juga terlihat bolong-bolong, dinding kelas yang mengelupas ditambah lagi tidak adanya fasilitas toilet atau WC.
Menurut salah satu pengajar di SD itu Irpan, menjelaskan bahwa kondisi bangunan sekolah tempat dia mengajar itu sudah belasan tahun tidak pernah tersentuh oleh perbaikan.
Bahkan dia merasa prihatin ketika siswa siswinya harus buang air ke area kebun di sekitar sekolah, atau penampungan air milik warga masyarakat di sekitar sekolah, karena fasilitas WC di sekolah sudah lama rusak.
“Karena memang tidak ada air, toiletnya sudah lama rusak, paling anak-anak buang air di kebun,” jelasnya.
Menurutnya, pengajuan untuk perbaikan gedung sekolah sudah diajukan sejak lama, namun pihaknya belum juga mendapati informasi atau tindaklanjut dari pengajuannya tersebut.
Selain prihatin, Irpan juga merasakan khawatir apalagi saat musim hujan seperti sekarang, beberapa atap bocor, sehingga mengakibatkan ruang kelas becek.
“Pada bagian yang kramiknya terlepas di ruang kelas, kalau musim hujan begini itu jadi becek, kemarin-kemarin ketika musim kemarau ya berdebu,” tambahnya.
Kondisi sekolah SDN Wargawinaya ini tentu menjadi potret terbelakangnya fasilitas pendidikan di Kabupaten Subang, Dinas Pendidikan Kabupaten Subang saat Kepala Dinasnya masih di jabat oleh E Kusdinar yang beberapa waktu lalu pensiun, dan digantikan oleh Tatang Komara mantan Camat Cipeundeuy.
Pihak Disdikbud mengakui jika banyak bangunan SDN dan SMPN yang kondisi bangunannya sudah tidak layak, maka dari itu pihaknya mengajukan anggaran di APBD, DAK, dan Pemerintahan pusat untuk perbaikan sekitar 500 ruang kelas sebesar 100 M di tahun 2020.
“Iya, tahun 2020 segera diajukan,” ungkap H. E. Kusdinar singkat, sebelum pensiun beberapa waktu lalu.