Bahwa Ghosn kemudian menyewanya, apa lagi yang tidak bisa.
Tapi Tylor tidak bisa sendirian. Media di Turki mulai mengungkap peran pensiunan pasukan elit Inggris. Namanya: Mike Douglas.
Douglas memulai bisnis security-nya di tahun 2003. Di daerah perang yang lain: Irak. Itulah tahun ketika Amerika menyerang Irak.
Awalnya sulit tapi akhirnya Douglas sukses. Ia menjadi salah satu kontraktor utama di Irak. Ia dipercaya oleh Amerika.
Motto perusahaannya jelas dan tegas: “doing difficult job in difficult places”.
Pihak keamanan Turki mengungkap bahwa MNG-Jet pernah menerima pembayaran uang muka. Nilainya Rp 2,5 miliar. MNG-Jet adalah perusahaan persewaan jet di Turki.
Waktunya sama dengan tanggal pelarian Ghosn. Yakni sehari sebelum 30 Desember 2019.
Rute pesawat yang disewa juga cocok: Dubai-Osaka-Istanbul.
Hanya saja yang mentransfer uang sewa adalah perusahaan Dubai. Nama perusahaannya: Al Nitaq Al Akhdhar.
Waktu mentransfer dana itu Al Nitaq memberi catatan: untuk General Trade Limited.
Yang disebut terakhir itulah yang terkait dengan Douglas. Bisnis utama Douglas adalah logistik. Menggunakan bendera SKA International.
Douglas mengelak. Kepada media di Inggris Douglas mengatakan usahanya memang di bidang cargo. Pembayaran itu ada untuk urusan bisnis yang lain. Ia punya bisnis sepanjang waktu dengan MNG-Jet.
“Nama kami telah dipakai dan dirusak,” kata Douglas pada koran terkemuka Inggris Financial Times. “Kami tidak pernah menyewa pesawat,” tambahnya.
Pihak keamanan Turki tidak mau kalah. Mereka mengatakan sudah mengecek dengan teliti. “Tidak pernah ada bisnis antara SKA International dengan MNG-Jet,” tulis media di sana. “Yang ada hanya pembelian bahan bakar. Itu pun hanya dua kali. Tahun 2009 dan 2014. Dan nilainya kecil sekali.”
Mike Tylor dan Greg Kelly tampaknya pasangan pasukan elit yang tangguh. Yang sama-sama bisa memanfaatkan kemampuan tempurnya di lahan bisnis.
Ternyata banyak juga uang di pekerjaan sulit di tempat sulit.