Dari tahun 2014 ke 2015 jumlah penumpang meningkat 18,5 persen sedangkan tahun berikutnya meningkat sangat significant sebesar 60 persen. Rata rata penumpang per hari yang menggunakan jasa pramex mencapai 4.566 pada tahun 2014 menjadi 7.535 pada tahun 2016. Kata Mantra(1975), bila suatu kota ingin tidak terjadi migrasi yang berlebihan maka bangunlah sarpras atau infrastruktur yang memadai sehingga penduduk bisa mengakses dengan cepat dan murah dan akan berdampak terhadap turunnya migrasi dan mengurangi degradasi dan masalah lingkungan lainnya.
Penelitian pelaku mobilitas ulang alik dengan menggunakan Pramex antara Solo-Yogya menggunakan tehnik non probability sampling karena keterbatasan informasi jumlah penumpang tiap hari dan memilih 50 orang responden laki laki serta 50 orang responden perempuan dengan cara purposive proportional quota sampling. Data dikumpulkan melalui pengguna jasa dengan memilih waktu waktu padat penumpang. Penumpang diwawancarai di saat pagi buta, pagi, sore hingga malam. Peneliti mewawancarai pada jam 05.15 kemudian 07.20, sedanga sore atau saat mereka pulang, diwawancarai pk 17.02 dan 20.02. Diharapkan dengan memilih waktu yang saat penumpang padat, diharapkan bisa mengungkap pola dan profil pelaku mobilitas ulang alik.
Penumpang kereta Pramex ternyata meliputi segala umur baik yang berumur belum produktif atau kurang dari 15 tahun, umur produktif atau 15-64 tahun dan yang sudah lagi produktif atau umur 65 tahun ke atas, tapi lebih dominan pada umur produktif. Ini berarti jasa transportasi kereta menjadi pilihan bagi mereka yang berumur muda maupun tua artinya dari segi kenyamanan, dapat diandalkan. Temuan lain yang menarik bahwa penglaju dengan kereta pramek ternyata 90 persen memiliki jenjang pendidikan sarjana . Jenis pekerjaan mereka didominasi sebagai pekerja, sekitar 82 persen, baik pekerja di rumah sakit, bank dan sales promotion di mall. Yang bekerja di instansi pemerintah seperti pemda Sleman, RS Sarjito dan beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta. Ada 2 dokter wanita yang bekerja di RS Sarjito memilih jasa transportasi ini. Pemilihan mode transportasi juga terkait dengan unsur murah tapi juga ketepatan waktu.
Pendapatan mereka selama satu bulan, delapan puluh dua persen berkisar RP 3,1-6 juta dan pendapatan laki laki lebih besar dibanding perempuan. Pendapatan terendah yang diperoleh sekitar kurang dari Rp 1 juta, sedangkan pendapatan paling tinggi mencapai lebih besar Rp 9 juta. Record pendapatan ini dimiliki oleh mereka yang bekerja sebagai pengusaha dan dokter di RS.