Bendungan Cijengkol, Bendungan Kehidupan Masyarakat Pantura

0 Komentar

Di sekitar itu juga menjadi tempat pembenihan dan penelitian. Jenis ikan yang dikembangkan adalah ikan patin, gurame, ikan mas, dan lele. “Jembatan ini juga termasuk dari bendungan, juga merupakan objek vital. Sebab akses utama, mulai dari Sukamandi menuju Purwadadi, Kalijati, dan sekitarnya,” pungkas Suhenda.

Sementara itu, Kepala Desa Sukamandijaya, Khoerudin juga sepakat, jika Bendungan Cijengkol disebut dengan bendungan kehidupan. Selain mengairi banyak sawah, Bendungan Cijengkol juga bendungan yang sangat vital keberadaannya, terlebih pada musim hujan. “Jika saja pintu air sembarangan dibuka, sedangkan debit air sedang tinggi, maka akan fatal akibatnya,” katanya.

Setelah pintu ini, Khoerudin menambahkan, ada pertemuan sungai Ciasem dan Cijengkol. “Kalau debit air tinggi, meluap. Desa di Blanakan dan sekitarnya bisa banjir parah. Kalau pintu tidak dibuka, tanggul khawatir jebol. Jadi memang dilema, betul-betul bendungan kehidupan,” jelasnya.
Namun dia bersyukur hingga sekarang tidak pernah terjadi hal demikian. “Sekalipun banjir, sifatnya hanya banjir temporer,” katanya.

Terkait kemungkinan lokasi teraebut diolah menjadi obyek wisata, menurutnya, mungkin saja. Namun harus ada tata kelola yang mengutamakan keselamatan yang tinggi. Khorudin khawatir jika tidak ada pengelola yang profesional, justru akan bahaya.
“Belum ke arah sana, karena pengelola di sana juga oleh PJT, belum pasti diizinkan,” pungkasnya.

Bendungan Cijengkol

  • Dibangun Tahun 1973
  • Jenis bendungan gerak
  • Lokasi Sukamandi Jaya Kecamatan Ciasem
  • Luas Total 3.486 Hektare
  • Luas Mercu 7 Meter
  • Elevasi MA Normal +12.25
  • Elvasi MA Banjir +13.25
  • Elvasi Mercu +12.25
  • Elvasi Dek Zerk +15.25
  • Debit air maksimal 500.00 Meter kubik per detik
  • Sumber air Kali Cijengkol. (idr/vry)
0 Komentar