SUBANG-Jika kebetulan sedang berada di kawasan hutan kota Ranggawulung Subang, tepat di sekitar tugu bertuliskan “SUBANG”, ada jalan agak masuk ke dalam, di sana ada aktivitas pembangunaan gedung kebudayaan.
Pusat Kebudayaan di Subang akan segera berdiri tepat di kawasan hutan Kota Ranggawulung, pengerjaan gedung dijelaskan Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang Moch Khadar M secara segmentatif, yang dikerjakan langsung oleh Dinas PUPR Kabupaten Subang dengan kucuran dana melalui Pemprov Jabar.
“Progresnya sejauh mana, ya bisa disaksikan langsung di sana, karena dalam pengerjaan kami tidak dilibatkan, itu oleh Dinas PUPR. Kalau kita nanti dijadikan sebagai pengelola jika kawasan pusat kebudayaan itu sudah jadi,” jelasnya, saat ditemui oleh Pasundan Ekspres di ruang kerjanya, Senin (3/3).
Dia juga menjelaskan bahwa frameing yang selama ini muncul di masyarakat pusat kebudayaan itu hanya sebagai gedung atau tempat pertunjukan kesenian saja. Padahal menurutnya tidak begitu, kedepan gedung tersebut akan berfungsi sebagai pusat literasi kebudayaan di Subang, yang akan menurunut pada UU No 5 Tahun 2017, tentang Pemajuan Kebudayaan.
“Tidak hanya seni, ada tradaisi lisan, manuskrip, ritus, tehnologi tradisional, bahkan bahasa, permainan rakyat, hingga olah raga rakyat, kajiannya akan terpusat di sana nantinya. Pokoknya yang tertera sebagai poko-poko kebudayaan menurut UU No 5 Tahun 2017, itu dasarnya, yang nantinya akan kami olah sebagai program,” tambahnya.
Saat ini pihaknya, banyak mengadakan koordinsi dengan para Budayawan, praktisi sejarah, seni, antropologi dan sebagainya untuk merumuskan beberapa program agar nantinya bisa mengisi konten-konten di Pusat Kebudayaan tersebut.
Seperti diketahui bahwa Pusat Kebudayaan ini digagas oleh Pemprov Jawa Barat, sebagai upaya pelestarian, memajukan kebudayaan dan akan menjadi pusat interaksi publik untuk pemanfaatan seni dan pariwisata.
Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat Agus Hanafiah, menjelaskan, pusat kebudayaan akan menjadi semacam upaya eksplorasi Pemprov Jabar terkait potensi budaya Jabar yang terbagi ke dalam tiga zona utama, yakni Sunda Latar Parahyangan, Cirebon, dan Melayu Betawi.
“Namun secara arsitektur akan dibangun dengan mempertimbangkan aspek-aspek kelokalan dari wilayah setempat dan akan melibatkan para seniman dan budayawan setempat, sesuai Kabupaten/kota masing-masing,” pungkasnya. (idr/dan)