Akhirnya Robert meyakinkan saya: untuk mau mulai menyenangkan diri sendiri. Dengan cara sesekali ikut cruise. Saya juga sudah setuju. Apalagi istri saya.
Ketika Diamond Princess terkena virus Covid-19 –nama baru yang resmi untuk virus Wuhan– Robert tidak habis pikir: kok ada penumpang yang kena juga.
Itu karena ada orang Hongkong berumur 80 pernah ke Wuhan sebelum ke Yokohama untuk naik Diamond Princess. Berlayarnya pun hanya satu etape: hanya dari Yokohama ke Hongkong.
Sayangnya berita bahwa orang tua itu terkena virus baru belakangan dilaporkan. Setelah kapal meneruskan perjalanan dari Hongkong ke Vietnam. Lalu ke Taiwan dan Okinawa.
Selama pelayaran lanjutan 10 hari itu virus dari Pak Tua beredar terus di cruise itu. Dari penumpang ke penumpang lain. Lalu ke awak kapal.
Awak kapal melayani penumpang. Peredaran virus pun meluas.
Tiap hari ditemukan penderita baru di kapal itu. Tiap hari sirine ambulance mendekat ke pelabuhan. Untuk menjemput yang terkena virus. Untuk dibawa ke rumah sakit.
Sayangnya pihak Jepang tidak mampu melakukan pemeriksaan sekaligus. Untuk keseluruhan 3.700 orang di kapal itu.
Alat pemeriksaannya tidak mencukupi untuk orang sebanyak itu sekaligus.
Inilah yang membuat para penumpang seperti menanti putaran lotere: kapan mendapat giliran diperiksa dan bagaimana hasilnya.
Sekaligus penantian itu menjadi waktu tambahan bagi virus untuk menular lagi ke penumpang lain.
Bahkan ada perasaan waswas yang lain: apakah pelayan yang mengantarkan makanan itu masih ‘bersih’. Atau sudah pula membawa virus.
Sampai kemarin –setelah 10 hari dikarantina di atas laut– belum lagi 600 orang yang sudah diperiksa. Yang hasilnya: 135 orang sudah terjangkit virus.
Karantina itu masih akan 4 hari lagi. Lalu apa yang akan dilakukan? Jadikah tanggal 19 Februari nanti pengarantinaan itu diakhiri –dengan masih banyak penumpang yang belum diperiksa?
Jepang memang tidak mau ambil risiko: jangan sampai ada penularan virus ke penduduknya. Jepang adalah tuan rumah Olimpiade musim panas nanti. Jangan sampai Olimpiade itu batal karena virus.
Saya bayangkan hanya satu penumpang yang tidak stres di kapal itu. Yakni Gay Courter. Dia seorang novelis best seller. Salah satu bukunyi masuk nominasi hadiah Pulitzer. Usianyi 75 tahun. Dia ditemani suaminyi, Phil –dua tahun lebih tua darinyi. Sang suami juga seniman. Bidang film. Ia pembuat film dokumenter terkemuka di Amerika.