Rencana pembangunan waterboom di Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat menimbulkan keresahan dan ketakutan warga.
Warga resah karena lokasinya tepat di jalur sesar Lembang atau di sebelah Gunung Batu yang berpotensi menimbulkan bencana besar. Selain itu, warga juga mengeluh karena mereka belum pernah menerima sosialisasi dari pengembang maupun pihak desa setempat.
Dari pantauan di lapangan, Minggu (16/2) sekeliling lokasi pembangunan waterboom sudah ditutup pagar seng setinggi 2 meter. Tampak dari kejauhan, sejumlah alat permainan air sudah tersimpan di sana.
Belum diketahui pihak pengembang yang akan membangun waterboom di sana, namun warga setempat menyebut lokasi pembangunannya berada di tanah milik PT DAM Utama Sakti.
“Iya katanya mau dibangun waterboom, tapi baru wacana. Kalau jadi dibangun, warga sih takut soalnya dekat sekali dengan sesar Lembang,” ucap seorang warga, Ine Mutiara.
Demi pembangunan tersebut, pohon ditebang dan gunung dikeruk tanahnya. Dia menduga, kerusakan lingkungan akibat ekploitasi di kawasan Lembang akan bertambah parah dan dikhawatirkan dapat berdampak bencana besar di kemudian hari.
“Sudah terbayangkan gimana kalau akhirnya di sini jadi dibangun tempat wisata. Bakal tambah hancur,” ujarnya.
Ketua RW 02, Wawan mengakui, hingga saat ini belum ada sosialisasi kepada warga terkait rencana pembangunan waterboom.
“Jadi untuk sementara, mulai dari warga maupun pihak RT dan RW menolak rencana pembangunan itu,” kata Wawan.
Wawan membenarkan jika lokasi pembangunan waterboom berada di Kawasan Bandung Utara (KBU) dan masuk dalam zona sesar Lembang yang berpotensi menimbulkan gempa besar sehingga rencana pembangunan tersebut membuat warga resah.
“Warga pasti kena imbas dari pembangunan ini, terlebih belum ada sosialisasi ke warga maupun aparat pemerintah setempat. Padahal lokasinya di KBU dan zona sesar Lembang,” tuturnya.
Kepala Desa Pagerwangi, Agus Ruhidayat juga menyatakan, pihaknya belum menerima informasi rencana pembangunan waterboom di kawasan Punclut. “Belum, belum ada kabar ke kita,” terangnya saat dihubungi.
Terkait rencana tersebut, Agus mengatakan, pihak desa hanya akan menuruti warga. Jika warga menolak, tentu saja pihak desa tidak akan mengizinkan pembangunan waterboom di sana.