Jika lokalisasi digusur, menurut Dedi, akan berimbas kepada para PSK, yang perekonomiannya terancam terputus. “Bisa dibayangkan ratusan PSK yang hilang mata pencahariannya. Namun di sisi lain, dengan hadirnya PSK menjadikan banyaknya penularan HIV/AIDS. Ada sisi negatif dan positifnya, maka dari itu lokalisasai sangat susah digusur,” tandasnya.
Warga Patokbeusi Endang (45) mengatakan, dirinya menginginkan Pemda Subang melakukan penutupan terhadap lokalisasi Janem, pasca ditemukannya mayat wanita di warung remang-remang. Dikhawatirkan akan ada lagi kejadian seperti itu. “Saya dan warga minta dan mohon ditutup lokalisasi tersebut , karena sudah ada korban,” harapnya.
Ketua DPD PKS kabupaten Subang, T. Munandar Hilmi menginginkan adanya keberanian Pemda Subang menutup lokalisasi. Pasalnya, lokalisasi di Kabupaten Subang sangat banyak sisi negatifnya.
Segala hal yang berkaitan dengan mabuk-mabukan dan juga seks bebas agar disudahi. “Lokalisasi prostitusi menyediakan miras dan juga seks. Ini sangat bertentangan dengan agama. Pemda harus berani menggusur lokalisasi yang ada di Kabupaten Subang,” tegasnya.(ygo/vry)