SUBANG-Dinilai lambat, Dinas Sosial Kabupaten Subang terus upayakan pemenuhan kebutuhan logistik untuk bencana banjir di wilayah Subang.
“Kita berpikir tidak hanya Pamaunukan, kita terus berupaya. Saya kemarin juga sudah kekurangan logistik, karena bencana banjir ini bukan hanya sekarang, dari Januari juga sudah mulai,” ucapnya ketika diwawancara Pasundan Ekspres, (25/2).
Menurutnya, kemampuan dari Dinas Sosial juga sudah dikerahkan dari segi logistik serta saat ini tahapan pengadaan logistik juga terus berlangsung. “Kita juga berkoordinasi dengan Provinsi, Alhamdulillah juga dikasih, karena memang kuantitas orang yang membutuhkannya sangat banyak, kita hampir habis tuh,” terang Dede.
Pihaknya terus menjalin dengan Kementrian Sosial, dengan bukti-bukti dan data yang ada. Ia berharap dalam waktu segera, bantuan dari Kemensos segera turun. Selain itu, upaya melibatkan pihak skternal seperti BUMN, BUMD juga para pengusaha terus diupayakan seperti dengan Buog, BJB juga Dahana. “Saya berharap persediaanya cukup. Tapi kalau situasinya memanjang, beberapa hari ke depan, wallahualam,” imbuhnya.
Tapi ia menambahkan, Dinsos sendiri tidak akan tinggal diam dan pesimis. Dinsos akan melibatkan stakeholder terkait bisa ditangani secara bersama-sama. “kalau yang terkena proporsional bencana, di Pamanukan saja tadi data sementara ada 3.000 orang, belum di kecamatan lain, tapi intinya kita masih berproses,” ungkapnya.
Ketika diwawancara Pasundan Ekspres warga pengungsi di bawah flyover Pamanukan keluhkan lambatnya penanganan dan bantuan korban banjir di Pamanukan. Sebab, bantuan yang datang sangat minim.
Sudirman salah satu warga Kampung Baru Desa Mulyasari telah mengungsi sejak Senin siang. Namun hingga pagi (25/2) ini dirinya dan keluarga belum menerima bantuan logistik baik makanan maupun minuman. “Belum. Sampai sekarang belum menerima. Air saja tidak ada. Susah, ini beli sendiri,” ucapnya.
Dari hari kemarin (24/2), sudah banyak pihak yang melakukan pendataan juga pendokumentasian gambar. “Tapi sampai sekarang tidak ada satupun yang turun,” jelasnya.
Warga lainnya sarimah mengatakan, dirinya tidur di bawah flyover menggunakan kardus pun dengan pengungsi lainnya hanya berbekal sarung dan kain. “ini sampai sekarang tapi masih menunggu belum ada bantuan sama sekali,” ungkapnya.