BANDUNG BARAT-Wujudkan kedaulatan pangan nasional, Kementerian Pertanian Republik Indonesia miliki Program Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani).
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan, sebenarnya ada tiga program aksi untuk mewujudkan kedaulatan pangan nasional. Antara lain Kostratani, menumbuhkan pengusaha milenial 2,5 juta selama 5 tahun dan mendukung program utama kementan.
“Yakni berbagai program Eselon I lingkup Kementan harus didukung seperti Grasida, si komandan, KUR, PMS, dan Gratieks,” ujarnya, Jumat (28/2).
Dedi menyebutkan, Kostratani merupakan titik dari seluruh aktivitas pertanian dalam mengimplementasi, melaksanakan action plan dan monitoring serta evaluasi.
“Kostratani menjadikan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Tingkat Kecamatan sebagai pusat kegiatan pembangunan pertanian yang merupakan optimalisasi tugas, fungsi, dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional,” jelas Dedi.
Dia mengatakan, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang sebagai UPT BPPSDMP Kementerian Pertanian memiliki tugas melaksanakan pelatihan bagi aparatur maupun non aparatur pertanian.
Mendukung program tersebut, BBPP Lembang membuat Ruang Agriculture Operations Room (AOR) yang terhubung dengan Agriculture War Room (AWR) di Kantor Pusat Kementerian Pertanian dan juga ke Kantor BPP binaan BBPP Lembang.
Jadi sarana informatif dan interaktif
“Ada sebanyak 15 BPP di Wilayah Kabupaten Subang, Sumedang, dan Tasikmalaya.
BBPP Lembang juga memiliki Laboratorium Kultur Jaringan dan Pengolahan Hasil Pertanian yang baru saja didirikan dan berstandar internasional dan modern untuk mendukung peningkatan produktivitas dan kualitas produk pertanian yang akan mendukung Program Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks),” katanya.
Diketahui Layar lebar dari monitor LCD pada AOR dari BBPP Lembang menjadi ´sarana informatif dan interaktif´ untuk komunikasi, koordinasi dan sinkronisasi pemerintah pusat dan daerah yang melibatkan peran aktif petani dan penyuluh sebagai pelaku utama sektor pertanian.
Kegiatan video conference menjadi ajang bagi semua pihak yang terlibat untuk ´curhat´ tentang potensi, kinerja, dan kendala lapangan yang kesemuanya bermuara pada peningkatan produksi pertanian, untuk mencapai ketahanan pangan, kesejahteraan petani dan peningkatan ekspor komoditas pertanian hingga tiga kali lipat seperti diinstruksikan Menteri Pertanian.(eko/ysp)