“Tim kami bersama-sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Subang sudah turun ke lapangan untuk mengidentifikasi calon lokasi dan petaninya. Secara umum sesuai,” ujar Liferdi.
Dia menyebutkan, pengembangan kawasan berbasis korporasi di Subang dilakukan untuk memacu ekspor. Ini merupakan bagian dari dukungan terhadap Gratieks yaitu Gerakan Peningkatan Ekspor yang digagas Menteri Pertanian. Dalam program ini, ditargetkan pada 2024 terjadi lompatan ekspor tiga kali lipat.
Liferdi menambahkan, saat ini Kementan fokus mengembangkan komoditas buah-buahan yang berpotensi mampu mendukung program Gratieks.
Komoditas yang didorong antara lain manggis, mangga, pisang, durian, nanas, buah naga dan alpukat, di samping komoditas buah lainnya dengan tujuan mengurangi impor seperti lengkeng dan jeruk.
“Tidak hanya pengembangan kawasan, Kementan juga fokus dalam meningkatkan mutu buah-buahan melalui kegiatan Sosialisasi/Bimtek Penerapan Budidaya sesuai dengan kaidah GAP/SOP di lokasi-lokasi sentra produksi buah yang berpotensi ekspor.
Sertifikat registrasi kebunnya terus kami dorong. Produksi manggis tahun ini diprediksi melimpah. Dukungan dari dinas dan pelaku usaha juga cukup baik. Saya optimis tahun ini Subang mampu meningkatkan ekspor manggisnya,” pungkas Liferdi.(idr/vry)