Pada kesempatan yang lain, pada sebuah kegiatan, mantan Ketua DPRD Subang, Beni Rudiono menyebutkan bahwa berdasarkan perjalanan sejarahnya Mesjid Al-Ikhlas tersebut berawal dari keberangkatan Wangsa Goparana atas perintah Prabu Gusan Ulun.
Ketika itu, Subang Larang memeluk Ajaran Islam, yang sebelumnya memeluk agama Hindu dari Kerajaan Sunda terakhir setelah Kerajaan Pajajaran runtuh.
“Setelah Prabu Gusan Ulun dikalahkan Kesultanan Cirebon, kemudian Gusan Ulun memeluk Ajaran Islam. Selanjutnya, Gusan Ulun memerintahkan seorang kyai besar bernama Eyang Wangsa Goparana dari Kerajaan Talaga, masuk ke Sagalaherang, untuk menyebarkan Islam di kalangan raja-raja bagian dari Kerajaan Sumedang Larang. Mulai dari Perbatasan Banten sampai dengan keperbatasan Jawa Tengah,” jelasnya.
Setelah raja-raja bagian sudah memeluk Islam dan sepeninggalnya Wangsa Goparana, Mesjid Al-Ikhlas Sagalaherang mulai dibangun secara megah pada tahun 1870 Masehi, atau 5 abad setelah Wangsa Goparana Wafat. Mesjid peninggalan Eyang Wangsa Goparana itu diberi nama Mesjid Jami Kaum Sagalaherang.
“Awalnya bernama Mesjid Jami Kaum Sagalaherang, pendirinya atau dibangun oleh Ki Demang Ayub, Imam Masjid Ama Mu’alif. Imam yang merangkap sebagai Penghulu, makamnya Imam Mesjid itu saat ini berada tepat di belakang Mesjid,” pungkas Beni.(idr/vry)