Kadis Pontang-panting Mencari
NGAMPRAH-Keberadaan alat termometer non kontak dan hand sanitizer sulit diperoleh di merebaknya Covid-19. Hal itu dialami Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang berupaya menyediakan alat tersebut.
Kepala Dinkes KBB, Hernawan mengaku kesulitan memperoleh alat untuk pencegahan penyebaran virus tersebut. Padahal, sebagai lembaga kesehatan alat tersebut sangat dibutuhkan.
“Saya pontang-panting cari barang itu pesan sana, pesan ini. Sulit sekali nyarinya. Padahal kita sangat membutuhkan,” kata Hernawan saat dihubungi, kemarin.
Dia menyebut, kedua barang itu dibutuhkan untuk mencegah menularnya Covid-19. Salah satunya akan dipergunakan di gedung-gedung Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Komplek Pemkab Bandung Barat.
“Terutama dua barang itu akan disimpan di tempat-tempat tertentu yang berhubungan langsung dengan pelayanan publik yang banyak memberikan pelayanan pada masyarakat seperti di Gedung C,” ungkapnya.
Ia juga mengaku sudah mencoba memesan termometer non kontak beberapa buah. Namun cuma tersedia dua buah dengan pesanan langsung ke distributornya.
Bahkan, hingga kini pun barang itu belum ada di tangannya karena masih dalam tahap negoisasi. Menurutnya, termometer non kontak tersebut harganya naik belipat-lipat. “Walaupun mahal tetap saja kita kan harus punya. Kita harus pasang di tempat-tempat yang banyak masyarakarnya,” ujarnya.
Begitu juga dengan hand sanitizer kata Hermawan, di pasaran mulai sulit dicari. Jikapun ada, pembeliannya harus pergalon sehingga menyulitkan penyebarannya. Pihaknya ngotot untuk membeli dalam kemasan galon, cuma persoalannya cari botol pencuci tangan yang berisikan 500 mililiter-pun pihaknya tidak gampang juga.
“Adanya galon berisikan 6 liter. Jadi kita harus tuangkan ke botol kemasan kecil. Persoalannya, botolnya itu tidak ada,” keluhnya.
Diungkapkan Hermawan, pemberlakuan mencegah menyebarnya virus corona di KBB bukan tanpa dasar. Berdasarkan catatan Dinkes KBB, yang ditembuskan ke Propinsi Jabar, saat ini tercatat terdapat 30 lebih Orang Dalam Pemantauan (ODP) Virus Corona atau Covid 19 (C-19).
Mereka saat ini statusnya masih dalam kategori ODP, sehingga hanya dipantau oleh petugas di kecamatan. “Alhamdulillah berdasarkan up date laporan dari para puskesmas, kondisi mereka tidak dalam memburuk. Semoga saja, mereka baik-baik saja,” pungkasnya.(sep/ysp)