Wagub Jabar Minta Warga Disiplin Isolasi Mandiri

0 Komentar

KOTA BANDUNG — Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum meminta warga yang memiliki riwayat ke luar negeri dalam waktu dekat atau melakukan kontak jarak dekat dengan orang positif COVID-19 untuk mengisolasi diri.
Isolasi mandiri alias self-isolation selama 14 hari itu perlu dilakukan sebagai upaya mencegah dan menghentikan penyebaran virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit COVID-19 kepada keluarga, teman, dan orang-orang sekitarnya.
“Harapan kami kepada mereka yang dari luar negeri, jangan dulu berinteraksi dengan masyarakat maupun dengan pihak keluarga selama 14 hari,” kata Kang Uu pada Rabu (25/3).
Kang Uu pun meminta masyarakat yang menerapkan self-isolation agar selalu disiplin dengan mengikuti semua imbauan pemerintah, termasuk physical distancing atau tidak bertatap muka dengan orang lain sama sekali.
Saat isolasi mandiri dilakukan, warga tidak boleh meninggalkan rumah kecuali untuk memeriksakan diri, memakai masker, rajin membersihkan barang umum seperti remote, gawai, meja, serta mencuci alat makan dan pakaian secara terpisah.
Warga yang mengisolasi diri secara mandiri juga diminta untuk terus menjaga kebugaran dengan aktivitas atau olahraga mudah di rumah. Cuci tangan hingga menjaga sirkulasi udara pun tetap harus diperhatikan.
“Ini sebagai bentuk kehati-hatian kita dan kekhawatiran pemerintah, tujuannya supaya COVID-19 yang sekarang (penyebaran) ramai di Jawa Barat bisa diantisipasi. Harapan kami, seluruh masyarakat bisa disiplin,” ucap Kang Uu.
“Kalau masyarakat tidak disiplin, yang kena mudarat (kerugian) adalah masyarakat itu sendiri. Ini pun sesuai dengan arahan Pak Gubernur (Ridwan Kamil) untuk menghindari kerumunan,” tambahnya.
Selain itu, Kang Uu menegaskan bahwa warga Jabar yang tengah melakukan isolasi mandiri selama 14 hari pun harus rutin mengecek kesehatannya.
Jika ada gejala-gejala COVID-19 seperti batuk, sesak napas, dan demam, Kang Uu mengimbau agar mereka segera memeriksakan kesehatan ke rumah sakit rujukan.
“Begitu banyak yang memberi informasi, baik dari pemerintah, pihak swasta, lewat media massa maupun media sosial dan lainnya, jadi begitu mudah untuk mencari bagaimana tanda-tanda orang yang kena COVID-19,” ujarnya. (rls)

0 Komentar