Warga Desa Jayagiri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, melakukan tradisi perelek menjelang bulan Ramadan 1441 Hijriah. Perelek merupakan tradisi berbagi kebutuhan pokok kepada warga setempat yang kurang mampu sejak 10 tahun terakhir.
Salah seorang warga RW 18 Desa Jayagiri, Edah (70 tahun), merasa terbantu dengan bantuan kebutuhan pokok yang diterimanya. Bantuan tersebut sangat penting untuk dirinya, terlebih di masa pandemi wabah korona atau Covid-19 sekarang ini. Sejak wabah terjadi, dia merasa kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Hatur nuhun pisan ibu atos dibantu. Ayeunah mah kabeh jadi hese, aya korona,” ujar Edah saat menerima bantuan perelek di rumahnya, Ahad (19/4).
Tak hanya Edah, warga lansia lain, Entin (80 tahun) juga diprioritaskan untuk mendapatkan bantuan. Entin tinggal seorang diri di rumahnya di RW 18. Suaminya telah meninggal dunia pada sekitar 3 bulan lalu. Entin juga tidak memiliki anak, sedangkan saudara-saudaranya berada jauh di luar Jawa Barat.
Entin dalam kesempatan itu mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh warga Desa Jayagiri, khususnya warga di RW 18 karena telah mengulurkan bantuan demi menolong para warga kurang mampu seperti dirinya. Dia mengakui, setok kebutuhan pokok seperti beras dan telor sulit ia beli.
“Hatur nuhun ka sadayana. Warga RW 18 sareung pemerintahan RW atos ngabantos abi. Warga di diyeu mah Alhamdulillah bageur-bageur dina hasil perelek,” ucap dia.
Ketua RT 3 RW 18, Ucun, menjelaskan, kehidupan Ibu Entin memang sangat mengkhawatirkan, karena selain tidak sendirian di rumah. Ia juga hanya bisa berdiam diri di rumah. “Lami sudah sering menyalurkan bantuan untuknya karena si ibu sudah tidak bisa beranjak kemana-mana,” kata Ibu Ucun.
Ketua RW 18 Iyan Sopansopian S.Sn, menuturkan, tradisi berbagi hasil perelek ini sudah berlangsung sejak 10 tahun terakhir. Setiap KK diwajibkan menyumbang Rp 1.000 dan beras satu sendok per hari. Sehingga satu tahun bisa terkumpul 1,2 ton beras.
Hasil yang terkumpul itu digunakan untuk pengurusan ketika ada warga yang meninggal dunia, kegiatan sosial, keagamaan, kebudayan, agenda 17 Agustus dan momentum menjelang bulan puasa.