Wabah ini menjadi jawaban atas kejenuhannya selama ini dan meimbulkan kejenuhan yang lebih parah. Tapi saat yang sama, rasa empati, rasa kemanusiaan menjadi semakin nyata ditunjukkan baik dalam bentuk dana, tenaga dan pemikiran, orang semakin inten belajar tehnologi dan tidak mengenal usia karena harus daring, rumahku menjadi surgaku sbg pusat ibadah dan orang lebih berhati hati berinteraksi sosial sehingga bisa mengurangi dosa. Kedisiplinan tersebut sebagai bukti cinta tanah air, Indonesiaku.
Persebaran penyakit menular juga menjadi rumor pengembalian kelestarian bumi secara alami, menebal kembali lapisan ozon, membekunya es di kutub Utara dan berkembangbiaknya beberapa populasi hewan dan tumbuhan di daerah gersang merupakan dampak dari kurangnya aktifitas manusia dan industri akibat social distancing salah satu upaya dalam pencegahan persebaran virus.
Lalu apa yang bisa kita lakukan sebagai warga Indonesia dalam menghadapi wabah ini? “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasuki wilayah tersebut, tetapi jika wabah terjadi di tempat kamu berada jangan kamu meninggalkan tempat itu,” Hadist Riwayat Muslim. Persebaran wabah memang sudah terjadi sejak zaman Firaun dan Nabi Muhammad SAW walaupun berbeda jenis virusnya. Intinya, kita harus tetap menjaga agar penyebaran wabah itu tidak menyebar dan mengakibatkan kepunahan besar-besaran.
Wabah yang kini merebak dari Wuhan Cina seperti bola salju yang terus bergulir hingga membesar bahkan menyebabkan ribuan korban jiwa di seluruh belahan bumi. Hanya orang-orang yang memiliki komitmen yang tginggi dan disiplin dalam menjauhi serta mencegah penularanya yang mampu bertahan, tidak menyepelekan virus dan senantiasa berdoa agar kita dijauhkan dari marabahaya.
Hidup di Indonesia memang penuh tantangan, daerah dengan potensi gempa, rawan letusan gunung api dan persebaran penyakit menular memang merupakan daerah rawan bencana. Bagaimanapun orang mencibir tentang posisi Indonesia, sebagai warganya kita merasa betah dan tak mau pindah ke daerah lain.
Sebaik-baiknya hujan emas di negri orang lebih baik hujan batu di negeri sendiri karena rasa cinta yang sudah melekat begitu dalam. Kitapun sulit memperkirakan kapan wabah ini akan berakhir, terbukti masa amannya mendapat pengunduran atau delay sampai menunggu zona merah berubah menjadi zona hijau berdasarkan batas administrasi entah level provinsi atau kabupaten.