Di Bank Indonesia pejabat-pejabat tingginya sampai masuk penjara. Bahkan ada yang terkena stroke berkepanjangan –dan akhirnya meninggal dunia.
Tapi Misbakhun tetap heran atas ketakutan mereka itu. Juga kesel.
”Padahal DPR sekarang ini sudah habis-habisan mendukung pemerintah. Tetap saja mereka tidak berani ambil putusan,” ujar Misbakhun.
Misbakhun akan terus ngotot. Ia sama sekali tidak silau dengan latar belakang pendidikan para teknokrat itu.
Misbakhun tahu. Ia produk lokal. SMA-nya di SMAN 1 Pasuruan. Lalu masuk D3 di STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara). Lantas bekerja di kantor pajak –sampai pernah sangat dekat dengan Dirjen Pajak, waktu itu, Hadi Purnomo.
Misbakhun berani berhenti dari pegawai negeri. Untuk jadi pengusaha: bisnis rumput laut di Pasuruan. Lalu masuk politik –jadi anggota DPR dari Partai Keadilan Sejahtera.
Saat menjadi anggota DPR itulah Misbakhun top. Ia menjadi promotor pansus penyelidikan kasus Bank Century.
Penyelidikan itu berakhir tragis pada dirinya: ia masuk penjara. Dua tahun.
Perusahaannya dituduh menerima aliran kredit dari Bank Century –bukan soal pajak seperti tertulis di DI’s Way kemarin.
Di penjara itulah ia justru bisa sangat sering khatam membaca Alquran. Tiap dua hari tamat. Selama dua tahun itu.
Belakangan ia mengajukan PK ke Mahkamah Agung. Dikabulkan. Ia bebas murni. Semua tuduhan dianggap tidak terbukti. Tapi Misbakhun sudah telanjur babak belur. Di Indonesia yang seperti itu harus diterima sebagai nasib. Termasuk nasibnya juga: diberhentikan dari PKS. Ia tidak bisa, misalnya, menggugat Kejaksaan.
Sambil sibuk seperti itu, Misbakhun kuliah ekonomi untuk S-1 bidang akuntansi. Di Universitas Trisakti, Jakarta.
Misbakhun juga kuliah S-2 bidang hukum. Di Universitas Gadjah Mada Jogjakarta –sambil tidak pernah surut terus mendalami soal-soal ekonomi dan keuangan.
Dan akhirnya berlabuh di Golkar. Terpilih lagi masuk ke DPR –di Pemilu 2014. Dari dapil yang sama –Pasuruan-Probolinggo.
Ia pun masuk Komisi XI lagi di DPR –yang menjadi partner Kementerian Keuangan.
Maka ia pun bertemu kembali dengan Sri Mulyani.
Terjadilah CLBK –Ci Luk Ba Kebencian.