Ini Cerita Pasien 01 yang Dikarantina 32 Hari Hingga Sembuh dari Covid-19

0 Komentar

Setelah diisolasi, lanjut Pupung, gundah gulana semakin dirasakannya menjalani hari-hari tanpa anak dan istri. Namun seiring waktu berjalan dirinya mengaku mulai membiasakan diri. Terlebih setelah datangnya motivasi untuk kesembuhannya dari keluarga dan sejumlah pihak, yang menurut pupung merupakan obat paling mujarab. Selain pola hidup yang lebih sehat selama masa isolasi.
“Yang saya rasakan, justru dorongan dan motivasi untuk sembuh itu yang setiap waktu selalu tersampaikan ke saya, terutama dari keluarga. Membuat saya terus bersemangat dan yakin akan sembuh. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah menyemangati agar saya lekas sembuh. Kepada bapak bupati, bapak dr. Maxi, dr. Ahmad Nasuhi. Tak lupa juga kepada para perawat. Mereka adalah orang-orang yang luar biasa, karena telah mengorbankan waktu, tenaga bahkan sampai mempertaruhkan nyawa untuk kesembuhan pasien Covid-19 ini,” ungkapnya.
Pupung sempat bercerita, dirinya bekerja di Balai Besar Karantina Pertanian Tanjungpriuk, di Jakarta. Setiap satu minggu sekali pulang. Selama pulang pergi Jakarta-Subang Pupung biasa menggunakan jasa angkutan umum. Maka dari itu dia berpesan pada masyarakat untuk membatasi aktivitas di luar rumah, kecuali dalam keadaan mendesak. Serta pentingnya untuk tidak pulang kampung, bagi siapapun yang sedang berada di wilayah zona merah.
“Saya baru menyadari sekarang. Rupanya akibat perjalanan. Kan yang namanya di bus umum itu banyak orang. Saya juga merasa bersyukur tidak menularkan pada keluarga,” imbuhnya.
Menutup perbincangan, Pupung menyampaikan pesan kepada para pasien yang sampai saat ini masih menjalani perawatan. Dia berpesan agar para pasien tetap semangat, dan memiliki keyakinan akan sembuh, begitupun pada para pasien yang sudah sembuh.
“Semoga ini menjadi pengalaman. Dimana kita semua bisa mengikuti prosedur kesehatan. Seperti jaga jarak, mencuci tangan dan tetap melakukan pola hidup sehat, serta menjaga kesehatan,” katanya.
Sementara itu, Istri Pupung, Sri Rahayu, tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Terlihat dari matanya yang berkca-kaca dalam setiap kali memandangi wajah suaminya. Saat dimintai tanggapan, dia tidak mampu bicara banyak. Rupanya kebahagiaannya sudah tidak mampu lagi diucapkan. Sri hanya bersyukur suaminya dinyatakan sembuh, dan bisa kembali pulang tepat dua hari sebelum ulang tahun suaminya.

0 Komentar