“Kalau dari hitung-hitungan sekarang harga segitu sudah masuk akal, petani tidak terlalu menanggung resiko. Penetapan harga juga tentunya berdasarkan hasil analisa,” urainya.
Sebatas sepengetahuannya, pasar jeruk perut sangat menjanjikan untuk diekspor ke negera-negara eropa seperti, Belanda, Prancis, Inggris dan negara lainnya.
Bahkan kebutuhannya sekarang mencapai 5 ton hingga 20 ton dan yang baru terpenuhi sekitar 3 kwintal. “Mudah-mudahan kuantitas ekspor jeruk purut semakin meningkat dan bisa memenuhi kebutuhan pasar di luar negeri,” ujar Jajuli.
Jajuli pun bertekad untuk terus membudidayakan jeruk purut ini. Secara mandiri, dia sudah menanam 1 ribu pohon yang baru bisa dipanen dalam waktu 1 tahun hingga 2 tahun ke depan.
“Kalau dulu pohon jeruk purut hanya sebagai pelengkap, kedepannya bisa menjadi tanaman pokok. Apalagi Garut sudah identik dengan produk Jeruk Garut,” imbuhnya.
Berdasarkan informasi dari Kementerian Pertanian, sudah ada enam ekportir jeruk purut ke eropa. Harga yang dijual dikisaran Rp130 ribu hingga Rp300 ribu yang disesuaikan dengan kualitasnya.
Pohon jeruk purut sendiri sangat cocok di tanam di tanah dengan ketinggian 800 meter hingg 1.400 meter di atas permukaan laut.(eko/sep)