Bentuknya, warnanya jadi indah tidak menjijikan lagi, cara bergeraknya ,terbang dengan sayapnya, makanannya mencari yang baik-baik yaitu menghisap sari pati bunga, bahkan kupu-kupu membantu manusia dalam penyerbukan tumbuhan.
Dari perumpamaan itu mari bermuhasabah atau berintrospeksi diri kira-kira puasa kita kemarin tergolong puasa berhasil atau tidak? Jika kita melihat bahwa puasa adalah sebuah proses menuju ketaqwaan maka alat ukurnya adalah apakah kita telah memiliki predikat mutaqin.
Alloh berfirman dalam QS(3:133-136) bahwa ciri orang yang bertaqwa adalah 1.”orang yang berinfak baik di waktu lapang maupun sempit, 2.orang yang menahan amarahnya, 3.orang yang memaafkan kesalahan orang lain dan 4.orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, segera mengingat Alloh swt dan mohon ampunan atas dosa dosanya”.
Sebagai mukmin sejati harapannya setelah puasa ketaqwaannya dan keimanannya meningkat, sehingga dia akan mendapatkan keuntungan baik dari dunia sampai akherat kelak. Lantas bagaimana ciri-ciri mukmin sejati itu?
Dalam QS Al Mu’minun(23)mulai ayat 1 sampai 11 juga dijelaskan bahwa : “sungguh beruntung orang-orang yang beriman / mukmin”( QS 23 : 1), bagaimana ciri-ciri orang beriman (mukmin) tersebut ? Ciri-cirinya diantaranya adalah :“orang yang khusu’ dalam sholatnya” ( QS 23 : 2),“orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna”(QS 23 : 3),“orang yang menunaikan zakat”(QS 23 :4 ),“orang yang memelihara kemaluannya kecuali kepada istrinya dan tidak melakukan zina dan sejenisnya”(QS 23 :5-7),“orang yang memelihara amanat dan janjinya” (QS 23 : 8 ), “orang yang memelihara sholatnya” (QS 23 : 9 ), ”itulah orang-orang yang mewarisi surga firdaus dan mereka kekal didalamnya” (QS 23 : 10-11).
Marilah berfastabiqul qoirot ( berlomba-lomba dalam mencari kebaikan) sesuai dengan kemampuan kita masing-masing, yang mampunya berdzikir perbanyaklah berdzikir, yang mampu sholat malam dan sholat sunnah yang lain jaga istiqomahnya, yang mampu berinfak dan shodaqoh perbanyaklah, yang mampu berjihat lakukan baik dengan harta dan jiwa, semua akan menjadi amal sholeh kita dan kelak akan dibalas oleh Allah SWT.
Kita boleh mengejar kesenangan dunia tapi jangan sampai melupakan tujuan akhir dari hidup ini yaitu mencari kesenangan akherat ( surga Allah), karena banyak manusia didunia ini yang sibuk mencari kesenangan dunia dengan menumpuk harta benda dan membanggakan anak-anaknya sampai lupa akherat.