BANDUNG – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat, Setiawan Wangsaatmaja membantah terkait terpaparnya PNS dan Non-PNS di lingkungan Gedung Sate masuk pada Klaster Perkantoran, seperti Jakarta.
“Hemat kami ini bukan Klaster perkantoran ya. Karena Gedung Sate saat AKB cukup terbuka aksesnya. Jadi banyak orang yang melakukan standy banding dan banyak tamu tamu yang datang,” ucap Setiawan saat konferensi pers di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (30/7).
“Karena ini kami lihat polanya tersebar dibeberapa Biro. Ini tentu saja mempunyai hubungan kerja dengan orang luar yang cukup bervariasi,” imbuhnya.Kendati demikian, Sekda Jabar pun membantah jika ini merupakan klaster perkantoran seperti yang ada di Jakarta. Sebab, polanya berbeda.
“Jadi kami melihat belum dapat dipastikan ini merupakan klaster. Karena kita tdak melihat dalam satu pola yang seragam,” tegasnya.
Disinggung mengenai pegawai Gedung Sate yang positif masuk pada data Kota atau Provinsi. Dirinya menjelaskan data penambahannya akan dimasukan ke daerah sesuai domisi masing-masing.
“Bahwa kami terus mendalami dimana meraka tinggal. Kami tadi sudah identifikasi bahwa meraka tinggal di Kota Bandung, Kab Bandung, Cimahi. Jadi seharusnya data meraka masuk ke kota tersebut,” paparnya.
Sebab, lanjut dia, pegawai yang terpapar tersebut ditenggari dari daerahnya, sehingga dibawa ke Gedung Sate. Tak hanya itu, ungkap dia, dijalanpun ketika menuju ke kantor pun sangat memungkinkan.
“Karena kita di Gedung Sate bukan sebuah kantor yang tertutup. Seperti pendidikan Sacapa. Kerja di sini sesuai jam, setelah selesai langsung pulang ke masing-masing rumah,” pungkasnya. (rls)