Hal itu tentu sangat disayangkan seharusnya mayoritas masyarakat Subang kenal betul dengan BUMD yang dimiliki daerahnya. “Mungkin seperti warga Indonesia yang kenal dengan Pertamina dan Telkom sebagai BUMN. Dengan mengenal minimal masyarakat dapat memberikan dukungan bagi badan usaha tersebut,” ungkapnya.
“Sebab jika tidak mengenal BUMD yang dimiliki daerahnya, tunda dulu bahasan bahwa masyarakat akan merasa memiliki, sangat tidak mungkin. Harusnya BUMD mampu hadir di tengah masyarakat membantu meringankan beban pemerintah dengan kemampuan di bidangnya,” jelasnya.
Adapun terkait optimisme publik terhadap kontribusi BUMD untuk PAD, sebanyak 33% responden pesimis BUMD dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap PAD, sedangkan 67% lainnya meyakini. “Artinya masyarakat Subang masih banyak yang merasa optimis BUMD Kabupaten Subang itu dapat memberikan kontribusi yang maksimal pada PAD Subang,” terangnya.
Hal ini tentunya harus dibuktikan dengan langkah kerja konkrit pemerintah dan direksi BUMD agar 67% masyarakat yang yakin terhadap BUMD ini, bukanlah hal yang mustahil jika dikerjakan secara bersama-sama. “Tentunya dengan sistem perencanaan yang baik pengelolaan yang benar dan pelaksanaan yang teratur dan usaha yang konsisten. Sehingga 10 atau 15 tahun kedepan BUMD Kabupaten Subang dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi PAD Kabupaten,” tutupnya.(ygi/sep)