Diketahui, Fery menyisihkan pesaingnya Dadan Supardan yang gugur dalam proses Verifikasi. Dari hasil verifikasi, Fery mendapatkan dukungan 30 persen dukungan dari pemegang hak suara. Sehingga Fery Langsung ditetapkan sebagai ketua DPD Bandung Barat.
13 PK Walkout Sebut Tim Verivikasi
Berdasarkan Pantauan Pasundan Ekspres, Musda Golkar Bandung Barat yang dilaksanakan di Sekretariat DPD Partai Golkar Jawa Barat berjalan dengan alot, namun pada akhirnya ditetapkan Fery Pamawisa sebagai ketua DPD Partai Golkar Bandung Barat.
Musda ke IV DPD Partai Golkar KBB tersebut diwarnai aksi walkout 13 Pengurus Kecamatan (PK). Namun, mereka masih bertahan di area sekretariat tersebut hingga tuntutannya dikabulkan untuk bertemu dengan Ketua DPD Golkar Jabar Ade Barkah serta Sekretaris Ade Ginanjar.
Ketua PK Golkar Cikalongwetan, Doni Ramlan menyatakan aksi walkout mereka sebagai bentuk protes dari ke-13 PK, plus dewan penasihat serta ormas Golkar yang menilai musyawarah tersebut ditengarai penuh rekayasa.
Menurutnya, sejumlah oknum tim verifikasi yang terdiri dari sejumlah pengurus DPD Golkar Jabar telah bertindak tidak netral. Mereka dianggap memihak kepada salah satu calon tertentu serta secara sengaja menjegal pencalonan Dadan Supardan menjadi Ketua DPD Golkar periode 2020-2025 ini. “Padahal telah memenuhi syarat administrasi dan dukungan dari mayoritas pemilik suara, yaitu 13 dukungan PK, dukungan dewan penasihat dan ormas pendiri,” tutur Doni, melalui pers rilisnya.
Total suara yang diperebutkan sebanyak 22
Total suara yang diperebutkan sebanyak 22, sehingga pencalonan Dadan Supardan dinilainya telah memenuhi persyaratan. Sesuai dengan petunjuk pelaksana (juklak) Musda yang menyatakan pencalonan sah jika telah mendapatkan dukungan 30 persen dari suara keseluruhan.
Anehnya, justru berkas dukungan Dadan Supardan dianggap tidak absah oleh Tim Verifikasi Jabar. Para pendukung Dadan menuding Tim Verifikasi Jabar telah mengabaikan fakta-fakta administrasi yang dimiliki jagoannya itu.
Berbanding terbalik Tim Verifikasi Jabar malahan melabrak juklak musda dengan meloloskan calon yang tidak memenuhi syarat. Salah satu syaratnya untuk seorang calon ketua harus berpendidikan sarjana dan mengabdi pada Golkar paling sebentar lima tahun.
Doni menyebut Fery Pamawisa tidak memenuhi kriteria tersebut, namun Tim Verivikasi Jabar tetap meloloskannya. “Sangat disayangkan forum strategis permusyawaran tersebut tercoreng dengan syarat rekayasa yang dilakukan oleh oknum-oknum pengurus DPD Jabar dan juga campur tangan yang tergabung di tim verifikasi,” ujar Doni.