Setelah itu Mr I berusaha menghubungi pelaku. Namun sayang pelaku tidak bisa lagi dihubungi. “Handphone nggak aktif, semua nggak aktif pokoknya. Dia menjauh, langsung engga ada,” ujarnya.
Dia kemudian berusaha untuk mencari tahu keberadaan pelaku. Namun tidak kunjung ketemu. Dia meyakini, pelaku bukanlah ASN. Sebab dicari-cari tidak kunjung ditemukan.
Pengalaman tersebut menjadikan pengalaman berharga bagi dirinya dan berharap tidak menimpa banyak korban ASN. “Yang menjadi sasaran itu ya yang polos-polos, yang dianggapnya tidak tau apa-apa,” katanya.
Dia mengungkapkan pengalaman ini agar ASN khususnya di Subang tidak mudah percaya begitu saja kepada orang yang mengaku-mengaku dekat dengan bupati atau pejabat untuk dijanjikan naik jabatan. Harus berhati-hati dengan orang yang mengatasnamakan bupati.
“Jangan percaya hanya lewat facebook doang, terus jangan percaya dia kenal ini – kenal ini, terus dibawa ke satu tempat di situ berkumpul satu tim untuk promosi jabatan, jangan percaya dari situ. Kalau dia sebutin nama PNS, langsung tanya orang itu. Harus seperti itu, harus crosschek,” ujarnya.
Dia mengatakan, pelaku begitu memahami latarbelakang dirinya. Bahkan berteman dengan siapa saja, pelaku pun tahu. Sepertinya pelaku mempelajari terlebih dahulu siapa yang akan menjadi targetnya.
Namun ada yang membuat Mr I heran dengan pelaku yang mengatasnamakan dekat bupati tersebut. Pelaku mengetahui persis akan digelar rotasi mutasi. Dia menduga pelaku memiliki akses ke lingkaran orang-orang yang mengatur promosi rotasi mutasi. “Dia memang di lingkaran itu diemnya, gaulnya di lingkaran itu,” pungkasnya.(ysp/vry)