Oleh : Rina Tresna Sari,S.Pd.I
Praktisi Pendidikan dan Member AMK
Seribu satu cara dilakukan pemerintah untuk menekan penyebaran Covid-19, namun sangat disayangkan jumlah kasusnya makin hari makin bertambah. Tercatat data jumlah kasus konfirmasi atau kasus positif virus corona di Indonesia kembali bertambah, dalam 24 jam terakhir bertambah 3.891 kasus.(PRFMNEWS,17/09/2020).
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito merespon kabar Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit rujukan untuk pasien covid-19 yang penuh. Wiku mengatakan kapasitas rumah sakit tak akan pernah cukup kalau disorot terus. Menurut Wiku, saat ini sebaiknya seluruh pihak menyoroti perilaku masyarakat yang masih kurang disiplin menerapkan protokol kesehatan sehingga masih menyebabkan penularan virus corona.
Semakin bertambahnya kasus covid-19 di Indonesia, semakin membuktikan gagalnya sistem demokrasi dalam menangani wabah pendemi. Kegagalan sistem demokrasi memang bukanlah sebuah omong kosong belaka, fakta yang mengejutkan di tengah pandemi adalah indonesia dilockdown oleh 59 negara di dunia. Sungguh ironi, Indonesia yang dari dulu tidak mau melockdown diri, kini justru Indonesia dilockdown setidaknya oleh 59 negara. Dimana negara tersebut melarang warga negara Indonesia masuk ke negaranya. Lagi dan lagi bukti sistem demokrasi ini gagal dalam menangani wabah pandemi.
Setelah sistem ini gagal, pemerintah memberikan pernyataan bahwa negara dengan sistem otokrasi lebih mampu menangani pandemi. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyebut negara-negara yang menganut pemerintahan otokrasi atau oligarki lebih efektif menangani pandemi virus corona (covid-19). Tito menyebut negara dengan pemerintahan seperti itu mudah mengendalikan perilaku masyarakat dalam menghadapi pandemi karena kedaulatan negara dipegang oleh satu atau segelintir orang.
Tito menyebut negara dengan sistem otokrasi dan oligarki yang terpusat pada satu atau sekelompok orang akan lebih mudah menangani covid-19. “Seperti China dan Vietnam mereka menangani dengan lebih efektif karena mereka menggunakan cara-cara yang keras karena pemegang kedaulatan bukan rakyat, bukan demokrasi,” ungkapnya. (CNN INDONESIA).
Faktanya zhong ‘pahlawan SAES dicina’ Pada 20 Januari mengkonfirmasi pada CCTV (stasiun TV resmi pemerintah China) bahwa virus corona dapat ditularkan dari manusia ke manusia. Ini setelah otoritas kesehatan Wuhan berminggu-minggu mengklaim tidak ada bukti yang jelas untuk penularan dari manusia ke manusia dan wabah itu adalah “dapat dicegah dan dikendalikan.” Menuju tim ahli yang dikirim oleh NHC untuk menyelidiki wabah awal, Zhong mengunjungi Wuhan pada 18 Januari. Dia mengatakan setelah kedatangannya, dia menerima banyak telepon dari dokter dan mantan mahasiswa. Mereka memperingatkan situasinya jauh lebih buruk daripada yang resmi.