“Pemerintah setempat, mereka tidak suka mengatakan yang sebenarnya pada waktu itu. Pada awalnya mereka diam, dan kemudian saya berkata mungkin kita memiliki (lebih banyak) orang yang terinfeksi,” paparnya (CNN INDONESIA).
Bukti adanya ketertutupan pihak otoritas dari membungkam pelapor awal yakni seorang dokter, pemimpin negara menutup-nutupi krisis ini sebelum virus benar-benar menyeruak hingga pengungkapan jumlah korban yang dimanipulasi.
Mengapa hal ini bisa terjadi, karena cina menganut sistem komunis sosialis yang mana pemerintahlah yang mengendalikan semuanya. Apapun akan dilakukan untuk membangun citra yang baik terhadap penguasa. Lalu sistem seperti ini kah yang disebut pemerintah bisa dengan mudah menangani wabah? Atau malah sistem ini tidak lebih baik dari sistem demokrasi?
Bukan demokrasi atau otokrasi yang menjadi pilihan sistem alternatif yang dibutuhkan dunia saat ini, dunia butuh sistem alternatif yang dapat mewujudkan terselenggaranya fungsi negara secara konsisten untuk penguasanya sebagai pengayom dan penanggung jawab , negara akan bekerja optimal menangani krisis dan menyosialisasikan protokol kesehatan untuk dijalankan rakyatnya dan paradigma sistem ini hanya ada pada sistem Islam
Dalam sistem ini penguasa dan rakyatnya adalah orang orang yang beriman dan bertaqwa yang mengurus dan menjalankan kehidupannya berdasarkan syariat Islam sesuai Al-Qur’an dan As-Sunah. Dengan demikian akan terjadi pandemi atau jika tidak Khalifah akan melakukan upaya yang terbaik yang sesuai dengan syariat Islam untuk meri’ayah rakyatnya bukan karena dorongan materi yang bersifat relatif atau takut diprotes rakyat, tetapi karena ingin mendapat kemuliaan akhirat. Lalu bagaimana upaya terbaik Islam saat terjadi pandemi?
Pertama, upaya yang akan khalifah lakukan saat mendengar adanya rakyat yang terkonfirmasi virus yaitu akan memisahkan orang yang sakit dan yang sehat, lalu memberlakukan test massal baik Rapid test atau Swab test secara gratis bagi warganya. Bagi mereka yang terinfeksi, negara akan menjamin pengobatannya hingga sembuh.
Kedua, Pemimpin umat akan mengoptimalkan penutupan wilayah yang menjadi sumber penyakit sehingga penyakit tidak meluas dan daerah yang tidak terinfeksi dapat menjalankan aktivitas sosial ekonomi mereka secara normal tanpa takut tertular. Dan penguasa akan fokus untuk menyembuhkan daerah terdampak wabah.