Kemarau, Kekeringan di Topografi Karst dan Kemunculan Sungai Bawah Tanah yang Menggemparkan

0 Komentar

Disamping itu, kini masyarakat bisa memanfaatkan air sungai  bawah tanah tidak saja untuk kebutuhan domestic seperti mandi, cuci dan memasak tetapi sudah dikembangkan untuk kegiatan produktif lainnya seperti beternak lele, sayuran dan beternak hewan lainnya. Fakultas Geografi tentu tidak akan selamanya mendampingi, maka sudah dibentuk managemen air sungai goa suruh untuk melestarikan pengelolaan iar anugerah ilahi agar sampai anak cucu mereka. Bapak Suyadi sebagai ketuanya, yang kebetulan seorang pendidik, kepala sekolah SD dan puteranya kuliah di Universitas Muhammadiyah Surakarta dan sudah jadi guru SD di sana.
Beliau juga aktivis Muhammadiyah yang mendharmabaktikan tenaga serta pikirannya untuk masyarakat.  Dalam perspektif islam, mereka yang menyediakan air untuk masyarakat banyak  akan menjadi shadaqah jariyah. Ada banyak sekali jenis shadakah jariyah yang pahalanya terus mengalir meskipun orang yang memberinya telah meninggal yaitu mengajarkan ilmu(HR Muslim), membangun masjid (Sabda Rasul terdapat dalam Ash-Shahihain), menulis buku/menyebar ilmu( Sabda Rasul), menggali sumur( Sabda Rasul) dan sedekah harta(QS Al Baqarah ayat 261). Semoga kolaborasi ini bisa dicloning di daerah karst yang lain di Indonesia sehingga perguruan tinggi menjadi menara air bagi masyarakat karena fenomena yang sama akan dialami oleh masyarakat yang tinggal di daerah angat karst. Betapa sulit kehidupan di daerah pegunungan karst dengan keterbatasan sumberdaya alam ,akan tetapi kondisi haus tanah akhirnya merambah ke loakasi yang sangat sulit untuk dijangkau. Semoga kemarau panjang cepat berlalu seperti  yang diharapkan sang pencipta lagu sehingga hati yang sendupun akan mengikutinya untuk berlalu. (*)

0 Komentar