Islam adalah agama sempurna. Pendidikan agama Islam diajarkan kepada anak-anak sebelum ia lahir ke dunia. Sebagaimana pembiasaan janin yang didengarkan murotal Al-Quran. Agar kelak ketika ia lahir akan mencintai Al-Quran sebagai pedoman hidupnya. Begitu pun ketika ia lahir, disambut dengan kumandang adzan dan iqamah. Tetap sering diperdengarkan Al-Quran. Kemudian ketika orang tua beribadah, mereka pun diajak. Tujuannya tiada lain untuk pembiasaan. Mereka memang belum wajib, belum terkena beban hukum, tetapi dengan pembiasaan itu akan membuat anak cinta dan dengan senang hati melaksanakan itu ketika ia baligh. Berbeda jika orang tua berfikir terbalik, dengan mengatakan “biarin tidak beribadah, tidak berpakaian syar’i, dengan alasan masih kecil. Hal ini tidak menutup kemungkinan, ketika ia dewasa, ia pun enggan taat, karena tidak ada pembiasaan sedari kecil.
Islam dengan sistem khilafah islamiyah, mampu menghentikan faham-faham asing yang menggerogoti akidah umat. Hal ini diawali dengan dakwah Rasulullah saw. Berupaya membersihkan faham asing yang bercokol di hati umat. Bahkan ketika Rasulullah saw. ditawari oleh para pembesar Quraisy, agar ketika mereka menyembah berhala, Rasulullah saw. diajak, kemudian mereka pun mengatakan ketika Rasulullah saw. shalat di masjid mereka pun hendak ikut. Hal ini ditolak oleh Rasulullah saw. untuk membersihkan akidah selain dari Islam.
Begitupun ketika Islam telah berjaya, saat itu kepemimpinan dipegang khalifah. Bagaimana khalifah memberangus penghina perempuan.
Adalah Bani Qainuqa dari kalangan Yahudi. Di kota Madinah saat itu terdapatlah seorang muslimah. Rapi dan rapat hijab yang dikenakan. Ia pergi ke pasar untuk membeli emas. Oleh kaum Yahudi ini, sang muslimah diminta untuk menyingkap sedikit saja hijabnya agar terlihat perhiasan tubuhnya. Dengan iman dan ketegasan, sang muslimah menolak.
Oleh si penjual emas, salah satu ujung pakaian muslimah itu diikatkan ke pundaknya. Tak disadari, saat muslimah itu bangun auratnya pun tersingkap. Malu. Wajahnya memerah. Berhasil memperalat muslimah nan salehah itu, kaum Yahudi di sekitar itu pun tertawa. Terbahak seraya meremehkan.