Dari hasil pendalaman dalam wawancara, Ade menambahkan, warga Subang termasuk pelajar yang datang ke Jakarta juga terbilang banyak dan tidaj hanya dari Pamanukan. Bahkan, termasuk wilayah Subang, Purwakarta, Karawang juga banyak yang diamankan. Namun sebagian anak, saat sebelum dilakukan razia atau pengamanan oleh aparat, ada yang pulang terlebih dahulu, dan tidak terjaring anak yang diamankan.
“Termasuk si Anak yang ditahan itu sempat menelpon ke sini (Pamanukan) karena ada temannya yang pulang, mereka terpisah di Monas. Kebetulan hp di anak ini pas di Monas dititipin, nah dia inget nomornya terus menghubungi yang di Pamanukan, memberi tahu,” imbuhnya.
Lalu mengenai keenam orang anak tersebut, juga saat ini telah berada dirumah. Ade menyebut, mereka datang menggunakan Kereta dari Jakarta dan turun di Stasiun Pagaden. “Mereka datang Sabtu pagi, sekitar jam waktu shubuh, karena mayoritas masih anak dibawah umur dan tak terkait dengan pidana maka di pulangkan,” tuturnya.
Namun, menurutnya tidak semua orang yang diamankan kemudian dipulangkan. Sebab, jika ada unsur pidana serta kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait hal tersebut. “Tapi untuk anak-anak yang dari Pamanukan Sebrang semuanya telah pulang dan ada dirumah,” ungkapnya.
Meski begitu, Ade berharap hal ini menjadi pembelajaran dan perhatian baik bagi anak dan orang tua. “Karena si anak ini bilang nya main ternyata berangkat ke Jakarta, jadi harus sama-sama menjadikan ini pelajaran,” imbuhnya
Selain itu, ia juga berharap agar aparat Kepolisian setempat untuk kembali mengintensifkan razia terutama di waktu malam. Sebab selain, saat ini anak minim aktivitas karena tak ada sekolah, juga kerap kali sering nongkrong di jalan. “Mari bersama-sama untuk menjaga dan menghindari hal ini terjadi lagi, termasuk memberikan edukasi, pencegahan sesuai dengan porsinya,” tutup Ade.(ygi/vry)