SUBANG-Kasi Pengembangan SDM Pariwisata dan Pemberdayaan Masyarakat Disparpora Kabupaten Subang, Ida Erlinda mengungkapkan strategi pencegahan Covid-19 bagi pengelola wisata di Kabupaten Subang.
Menurutnya dalam kondisi pandemi ini, kawasan pariwisata ikut terdampak secara ekonomi. Untuk memperbaiki itu maka diperlukan peran dan strategi bagi pengelola wisata untuk mencegah penularan Covid-19.
“Kita sudah buat Standar Oprasional untuk meminimalisir penularan Covid-19 ini, dari semua sektor pariwisata, baik hotel, rumah makan, dan destinasi wisata,” ungkapnya.
Dia mengemukakan, salah satu standar oprasional yang diberlakukan misalnya adalah pengecekan suhu tubuh, tidak memberlakukan pembayaran tunai, melainkan pembayaran non tunai, memakai masker, dan membatasi pengunjung.
“Misalkan satu hari menerima tamu 50, sekarang cuma diperbolehkan 25 orang saja, dan tidak menerima tamu dari wilayah zona merah, kemudaian tidak diperkenankan menginap di homestay (rumah masyarakat), kecuali jika membawa tenda sendiri,” tambahnya.
Secara umum memang para pengelola sektor pariwisata itu mengeluh dengan diberlakukannya standar oprasional di masa pandemi ini. Namun saat ini tidak punya pilihan lain, dari pada tidak ada aktivitas sama sekali.
“Akhirnya para pengelola wisata itu juga bisa mengerti dan menjalankan aktivitas di sektor wisata sesuai dengan menerapkan Protokol Kesehatan yang ketat.
Dalam kesempatan yang sama, dia juga menyampaikan pada seluruh pengelola wisata serta pengunjung untuk senantiasa menerapkan protokol kesehatan.
“Saya berpesan pada seluruh pengelola wisata di Subang, tetap berlakukan 3M. Memakai masker, Menjaga Jarak, dan Mencuci tangan sesuai dengan anjuran dari pemerintah,” ujarnya.
Ayo kita lawan Covid-19 dengan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan dan Menjaga Jarak) #satgascovid19Â #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun.(fin/ysp)