SUBANG-Akan menginjak tahun ke dua, pemerintahan Jimat-Akur diakui publik banyak memberikan terobosan untuk pembangunan jalan di wilayah perbatasan Subang. Misalnya jalan Serangpanjang-Kalijati, Dermaga-Bukanagara, dan rencana pembangunan jalan Patimban-Cilamaya.
Namun tak sedikit juga publik yang menanti jurus jitu Jimat-Akur dalam menata daerah-daerah dalam kota. Sampai saat akan menginjak usia yang ke dua tahun ini publik masih menanti terobosan Jimat-Akur.
Sepanjang Jalan Otista misalnya, gorong-gorongnya dikenal dengan meluapkan air jika hujan, bahkan sesekali kalau tidak hujan juga. Ruang publik alun-alun, taman disekitar gudung GOW, SMPN 4 Subang, yang sebetulnya bisa dioptimalkan penataannya, saat ini masih seperti dulu, tidak berubah.
Ditemui di salah satu hotel di Kawasan Subang, Wakil Bupati Subang Agus Masykur, menjawab soal-soal tersebut. Dalam benaknya dia mengaku bukan tidak mau membenahi tuang publik di kawasan Subang kota, bukan tidak mau dirinya mulai bergegas menata wajah pusat kota Subang.
“Bukan tidak mau. Seharusnya beberapa penataan di kawasan pusat Kota Subang itu sudah terlaksana di tahun 2020, namun seperti yang kita alami pandemi datang tak diduga tak diyana, membuat semua sistem keuangan kita berubah. Bahkan program prioritas kita juga bergeser, menjadi memprioritaskan pemulihan kesehatan, kita konsen ke sana selama 2020,” ungkapnya.
Dia juga berdalih di tahun 2021, segala apa yang berhubungan dengan penataan ruang-ruang publik di pusat kota subang, serta pusat kota Subang sendiri akan mulai disentuh penataan.
“Ya Insya Allah kita siapkan di tahun 2021. Semoga pandemi ini segera berlalu, sehingga optimalisasi penataan pusat kota subang akan cepat terlaksana,” tambahnya.
Salah satu warga Subang, Bayu Ilham (32) menilai banyak kawasan ruang publik di Subang yang terkesan tidak tertata. Misalnya saja kawasan lapang bintang sekitar taman makam paglawan Subang, menurutnya sampai saat ini kejelasan kawasan tersebut tidak jelas.
“Ya lihat saja, sebetulnya kawasan lapang bintang itu fungsinya apa, pembinaan atlet? Lapangnya juga jelek, atau sebagai ruang publik? Penampakannya juga kumuh gitu. Orang-orang malas datang ke sana, buktikan saja ke sana,” ungkapnya.