Hasil pelaksanaan autopsi terhadap jenazah DFL, janda muda asal Subang, Jawa Barat, korban pembunuhan di Bali, sudah ada.
Diketahaui petugas Instalasi Forensik RSUP Sanglah telah melakukan autopsi terhadap DFL.
Autopsi dilakukan oleh tim dokter forensik setelah tes swab korban hasilnya negatif.
Ketua tim dokter forensik, dr Ida Bagus Putu Alit, DMF.Sp.F mengatakan hasil autopsi korban pembunuhan di Bali berinisial DFL sudah ada.
“Hasil autopsi menunjukkan kematian korban diakibatkan pada luka iris di leher. Yang mana kondisi ini membuat terputusnya dua pembuluh darah sekaligus pada leher korban,” ujar dr Alit.
Selain luka di leher yang menyebabkan kematian korban, juga terdapat pola bahwa luka iris pada korban dilakukan bukan hanya sekali.
Sebabnya ditemukan luka terbuka pada leher yang menyambung jadi satu.
“Ya intinya terdapat kekerasan akibat benda tajam pada leher. Hasil autopsi menunjukkan kematian korban terdapat luka iris pada leher yang memutus 2 pembuluh darah di leher,” sebut dr Alit.
Ditanya soal dugaan adanya kekerasan yang diakibatkan benda tumpul, dr Alit menyatakan tidak ada.
Hanya saja di tubuh korban ditemukan sejumlah luka lecet dan memar di sekitar mulut, dan adanya pembekapan saat peristiwa terjadi.
Hanya saja di tubuh korban ditemukan sejumlah luka lecet dan memar di sekitar mulut, dan adanya pembekapan saat peristiwa terjadi.
Dari hasil pemeriksaan autopsi jenazah ditemukan pula bekas luka memar pada telapak tangan kanan korban.
Hal ini menunjukkan bahwa korban sempat melakukan perlawanan terhadap pelaku.
“Ada luka perlawanan berupa luka memar pada telapak tangan kanan, dan untuk terkait dugaan kekerasan seksual kami masih menunggu hasil dari puslabfor,” pungkasnya.