LAMA tak terdengar, pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi, ditahan bersama tokoh pemerintahan lainnya oleh militer Myanmar.
Kelompok HAM setempat, Burma Rights UK, mengecam penahanan itu dan menyerukan komunitas internasional harus bertindak.
Seperti dilansir CNN, Senin (1/2), Burma Rights UK yang merupakan kelompok HAM non-pemerintah menyebut kabar penahanan Suu Kyi ‘sangat menghancurkan’.
“Kabar menghancurkan soal kudeta yang terjadi di Burma (nama lain Myanmar-red). Ini perlu ditanggapi dengan respons internasional yang paling kuat,” tegas Burma Rights UK dalam pernyataan via Twitter.
“Militer perlu dibuat untuk memahami bahwa mereka telah melakukan kesalahan perhitungan besar dalam berpikir bahwa mereka bisa lolos dari hal ini,” imbuhnya.
Myo Nyunt, juru bicara Partai Liga Demokrasi Nasional (NLD) yang menaungi Suu Kyi dan kini berkuasa di Myanmar, sebelumnya menuturkan bahwa Suu Kyi dan beberapa tokoh senior lainnya ditahan di ibu kota Naypyitaw. Salah satu tokoh senior yang ditahan adalah Presiden Myanmar, Win Myint.
Dituturkan juga oleh Myo Nyunt bahwa beberapa menteri dari negara bagian besar di Myanmar juga ditahan oleh militer. “Militer tampaknya menguasai ibu kota sekarang,” imbuhnya.
Penahanan Suu Kyi dan tokoh-tokoh pemerintahan Myanmar ini terjadi beberapa hari setelah ketegangan meningkat antara pemerintahan sipil dan militer Myanmar yang berpengaruh di negara itu. Reuters melaporkan bahwa militer Myanmar sebelumnya menyebut hasil pemilu November 2020 yang dimenangkan NLD, sarat kecurangan.(red)