BANDUNG-Curah hujan yang semakin meningkat dalam beberapa pekan, menyebabkan banjir terjadi di sejumlah wilayah di Jakarta dan sekitarnya. Antisipasi cuaca ekstrem, Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) tingkatkan kualitas saluran drainase.
Direktur Utama PT KCIC Chandra Dwiputra menjelaskan, bahwa proyek KCJB secara komprehensif telah melakukan berbagai langkah antisipasi untuk pencegahan banjir di sekitar lingkungan proyek sejak awal tahun.
“Berbekal pengalaman bencana banjir di awal tahun 2020 lalu yang melanda hampir seluruh wilayah Jawa khususnya Jakarta, tim Proyek KCJB bergerak cepat mengambil sejumlah langkah pencegahan banjir dan longsor di sekitar lingkungan proyek,” kata Chandra.
Baca Juga:Yayasan Bina Ul-ummah Lembang Peduli Banjir PamanukanEat Pray Love
Penanggulangan Bencana
Sejak awal tahun, seluruh jajaran kontraktor proyek KCJB (WIKA, Sinohydro, CREC) bergerak cepat melakukan penanggulangan bencana dengan membangun infrastruktur tambahan dan meningkatkan kualitas saluran drainase di sepanjang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung untuk menampung debit air yang lebih tinggi. Disisi lain, kontraktor proyek
KCJB, secara berkala sejak tahun 2020 telah membantu membersihkan daerah aliran sungai di sekitar proyek dan Sistem Drainase Jalan Tol dari timbunan sampah danlumpur yang berpotensi menyumbat aliran air.
Memasuki musim hujan, proyek KCJB telah meningkatkan kewaspadaan di area proyek dengan mensiagakan sejumlah personil patroli dan alat pompa, untuk memitigasi potensi banjir di sekitar lingkungan proyek, terutama di sepanjang Jalur Tol Cikampek dan Purbaleunyi.
“Berbagai tindakan pencegahan tersebut merupakan fokus kami saat ini untuk menjaga lingkungan di area proyek dan sekitarnya. Kami memastikan agar semua dapat dikendalikan dengan baik, termasuk dapat menangani secara komprehensif untuk mengantisipasi dampak dari cuaca ekstrem,” kata Chandra
Hal tersebut sejalan dengan arahan Ketua Tim Pelaksana Gugus Tugas Khusus Pengendalian Perizinan dan Pengawasan Kegiatan Terhadap Pemanfaatan Bagian Bagian Jalan Tol, Hadrianus Bambang Nurhadi yang menghimbau seluruh stakeholder untuk bersama-sama memperhatikan lingkungan guna mencegah banjir.
“Banjir saat ini terjadi karena kondisi cuaca ekstrem akibat climate change, perlu penanganan komprehensif yang melibatkan semua stakeholder terkait dengan masalah sumber daya air. Perubahan dari tata guna lahan yang mengarah ke pemukiman dan area bisnis sangat berkembang dengan pesat sehingga pembangunan infrastruktur, khususnya untuk drainase lingkungan perlu mendapat perhatian, seperti pada seperti Kalijambe, Kali Cakung dll,” Ujar Hadrianus.