Inilah wajah sistem kapitalis yang menggembor-gemborkan pembangunan ekonomi tapi tidak memperhatikan dampaknya. Keserakahan para kapital sangat jelas dalam menguasai sumber daya alam Indonesia dan merusak tatanan lingkungan masyarakat. Prinsip dalam sistem ekonomi kapitalisme sekuler yaitu dengan modal sekecil-kecilnya dan keuntungan sebesar-besarnya dan asasnya adalah manfaat semata.
Saatnya kembali kepada sistem kehidupan Islam. Karena Islam bukan saja sebagai agama tapi sebuah ideologi yang mengatur seluruh aspek kehidupan, termasuk mengatur bagaimana tatkala melakukan pembangunan ekonomi akan senantiasa memperhatikan seluruhnya, baik lingkungan, alam, sumberdaya alam dan lain sebagainya. Karena Islam yang berasaskan halal dan haram dalam berperilaku, sehingga mana yang diharamkan oleh syariat akan dijauhkan.
Manusia telah diperingatkan oleh Allah Swt. dan Rasul-Nya agar jangan melakukan kerusakan di bumi, akan tetapi manusia mengingkarinya. Allah Swt. berfirman:
Baca Juga:Kaleidoskop 100 Tahun tanpa Perisai UmatMengurai Polemik Kriminalisasi Dinar-Dirham
“Dan bila dikatakan kepada mereka: ‘Jangan membuat kerusakan di muka bumi,’ mereka menjawab, ‘Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan’.” (TQS. Al-Baqarah (2): 11)
Keingkaran mereka karena keserakahan mereka dan dari mengingkari petunjuk dari Allah Swt. dalam mengelola bumi ini. Sehingga terjadilah bencana alam dan kerusakan di bumi karena ulah tangan manusia. Allah Swt. berfirman yang artinya:
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar.’ (TQS. Ar-Rum(30): 41)
Sumber daya alam yang melimpah ruah ini harus digunakan dan dimanfaatkan untuk pengembangan serta pembangunan ekonomi nasional, tapi harus tetap pada koridor yang telah ditentukan. Artinya bahwa memanfaatkan alam untuk mendongkrak perekonomian adalah hal yang dibenarkan, namun tidak memonopoli alam dan juga lingkungan. Artinya dengan dalih peningkatan ekonomi, alam kita dirusak. Membangun ekonomi yang kuat adalah tanggung jawab kita, begitu juga menjaga lingkungan yang layak huni pun kebutuhan umat manusia juga.
Ada beberapa kebijakan yang perlu segera ditempuh terkait dengan implementasi pendekatan ekonomi hijau artinya senantiasa menjaga lingkungan dan alam ini.
Pertama, sebuah kebijakan nasional perlu melindungi daerah-daerah tertentu yang telah melewati batas aman untuk eksploitasi, konversi dan atau pembangunan, mengingat pentingnya keanekaragaman hayati di suatu daerah. Di samping itu membatasi dengan tegas daerah-daerah lain untuk dikembangkan dengan alasan pertumbuhan ekonomi melalui pengelolaan yang cermat guna melindungi spesies yang terancam, mutu air, dan nilai ekonomi lainnya.