CIATER-Sensasi makan di area dataran tinggi dengan udara yang dingin seperti di Ciater, memiliki kenikmatan tersendiri. Apalagi menu yang tersedia juga beragam dan enak.
Seperti di Saung Makan Jablogan jalan raya Cicadas Panaruban Ciater, saung ini tidak pernah sepi dari pengunjung, apalagi jika sedang akhir pekan.
Tidak hanya makanan khas sunda seperti lalapan dan sambal saja, namu beragam lauk pauk baik digoreng maupun dibakar tersedia di Saung Jablogan ini. Sambel ulek dadakan yang khas, serta pencok kancang dan lenca dengan ikan asin peda paling banyak diburu di sini. Harganya, ramah di kontong.
Baca Juga:Protes Soal TPA Panembong, Aktivis Lingkungan Ontrog Kantor BupatiNathalie Holscher Tak Selingkuh
Rendi (28) salah satu pramusaji Saung Makan Jablogan menyebut bahwa akhir pekan merupakan waktu yang sibuk untuk dirinya dan beberapa rekan kerjanya. Pasalnya, pengunjung dari dalam dan luar kota selalu padat mendatangi tempatnya bekerja. “Iya a, biasanya supaya tidak lama nunggu, reservasi dulu, ada ko kita no telponnya. Kalau dadakan gini tiap akhir pekan, ya suka waiting list, nunggu sebentar,” jelasnya disela-sela mengantarkan pesanan, minggu (28/2).
Saat ditanya soal jam oprasional, Rendi menjelaskan jika Saung Jablogan sedari pagi setiap hari sudah buka, sekitar jam 8 atau 9 pagi, jam tutupnya yang kadang tidak menentu. “Biasanya nunggu sehabisnya saja. Paling malam sampai Isya (19:00 WIB),” tambahnya.
Salah seorang pengunjung asal Kota Kembang, Santi Oktavia (26) menyebut bahwa dirinya bersama keluarga datang sengaja untuk menikmati menu-menu di Saung Jablogan. Beberapa olahan bakar seperti ikan nila bakar dan cumi-cumi bakar menjadi incaranya datang dari Bandung ke Ciater. “Sambelnya apalagi mantep banget, suami dan anak-anak memang kebetulan suka banget kalau makan di sini. Jadi ya sengaja datang ke sini, jalan-jalan sambil makan-makan,” jelasnya.
Santi mengakui pertama kali mengetahui saung jablogan yang lokasinya tidak di jalan utama ini, tidak sengaja. Dirinya mengaku penasaran ketika melintas jalan Panaruban menuju Sagaleharang, lantaran warung tersebut penuh pengunjung. “Penasaran, terus nyobain, akhirnya gak penasaran lagi, karena memang endol,” pungkasnya.(idr/sep)