JAKARTA – Menteri Sosial Tri Rismaharini bersama sejumlah Anggota DPR mengunjungi Sentra Kreasi Atensi BRSEP Pangudi Luhur, Bekasi, Rabu (3/3).
Sentra Kreasi ATENSI (SKA) adalah program gagasan mantan Wali Kota Surabaya itu yang ‘menyulap’ balai milik Kemensos menjadi tempat berkreasi para gelandangan, korban kekerasan, maupun kaum difabel. Di sana terdapat sejumlah sentra seperti kuliner hasil olahan para penerima manfaat Balai Karya Pangudi Luhur Bekasi, stand produk kompos, pupuk cair, sayuran hidroponik, telur ayam, dan magot, serta agrowisata tanaman porang dan anggur.
Anggota DPR RI Komisi VIII, KH Maman Imanulhaq yang ikut dalam rombongan terkejut melihat hasil kerja Risma yang sangat kreatif dalam memanfaatkan aset pemerintah untuk kesejahteraan orang-orang tidak mampu.
Baca Juga:Lagi, Jajaran Polsek Pamanukan Amankan Puluhan Miras Beragam JenisBendung Macan Mampu Mengairi 10 Ribu Hektar Sawah
“Sangat menarik dengan apa yang dilakukan oleh Ibu Risma. Yang pertama adalah soal revitalisasi aset. Saya melihat begitu banyak aset yang dimiliki pemerintah terutama Kemensos temasuk balai yang ada di Bekasi ini. Jadi ketika balai ini diberikan sentuhan yang lebih baik lalu juga memasukan unsur edukasi serta juga ada unsur milenial, ini terlihat jadi hidup,” ujar KH Maman Imanulhaq usai mengunjungi SentrabKreasi Atensi.
Menurut Politisi PKB ini, kreatifitas yang dilakukan oleh Menteri Risma menjadi contoh bagi pejabat lainnya bahwa pejabat negara jangan hanya sekedar membangun saja tapi juga mampu merawat aset. Kang Maman, sapaan akrabnya, menegaskan bahwa upaya yang dilakukan Risma ini menjadi teladan pejabat untuk perlu melakukan revitalisasi aset agar aset-aset negara bisa lebih termanfaatkan.
Menurut Kang Maman, di dalam SKA, Kemensos menggabungkan pola-pola pembinaan serta objek binaannya yang lebih beragam sehingga pola-pola binaan yang dijalankan Kemensos di SKA lebih integral.
“Di sini kita bisa melihat ada kelompok difabel, korban kekerasan, dan juga para pemulung yang mereka diberikan pelatihan dan juga diarahkan untuk memiliki keahlihan sehingga mereka memiliki solusi untuk keluar dari profesi sebelumnya,” imbuh Kang Maman.
Yang lebih hebatnya lagi di SKA, kata Kang Maman, SKA menjadi semacam percontohan destinasi baik pariwisata kuliner, agrowisata, peternakan, dan yang paling penting juga destinasi edukasi masyarakat dengan mengenenalkan kehidupan nyata dan memberikan problem solving.