Tanjakan Cae Sumedang mendadak menjadi sorotan masyarakat menyusul peristiwa kecelakaan maut bus pariwisata Sri Padma Kencana yang terjun ke jurang hingga menyebabkan nyawa 27 penumpangnya melayang.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, Tanjakan Cae di Dusun Cilangkap, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, tempat dimana peristiwa kecelakaan maut itu terjadi merupakan bagian dari jalur alternatif Garut-Sumedang yang membentang di punggung Gunung Cakrabuana.
Sejak dulu, Tanjakan Cae yang membentang sepanjang dua kilometer dan membentang di tiga wilayah desa, yakni Desa Cikareo Selatan, Desa Sukajadi, dan Desa Cilengkrang ini memang dikenal rawan kecelakaan.
Baca Juga:LBM NU Serahkan Buku Hasil Batsul MasailKader Demokrat Subang Loyal kepada AHY, Ini Pernyataan Ketua DPC Ahmad Rizal soal KLB Deli Serdang
Jika dilintasi dari arah Garut, tepatnya kawasan Malangbong, maka Tanjakan Cae memiliki turunan tajam dengan kontur jalan yang berkelok-kelok. Tingkat Kerawanan semakin tinggi karena di sisi kiri Tanjakan Cae terhampar jurang yang curam dan tebing yang menjulang tinggi di sisi kanannya.
Terlepas dari kondisi teknisnya, warga setempat pun banyak yang meyakini bahwa Tanjakan Cae pun angker menyusul banyaknya peristiwa kecelakaan yang memakan korban sejak dulu kala.
Bahkan, ada warga yang meyakini bahwa Tanjakan Cae jangan dilintasi saat waktu Magrib tiba mengingat kecelakaan kerap terjadi di waktu tersebut seperti kecelakaan maut yang menimpa bus Sri Padma Kencana itu.
Berdasarkan catatan, sejumlah kecelakaan terjadi di Tanjakan Cae sejak era tahun 1980-an di mana sebagian di antaranya memakan banyak korban jiwa seperti kecelakaan yang melibatkan grup kesenian calung, Ki Jebrag Group pada 1980.