Oleh :
1.Yulia Enshanty, S.Pd (Guru Geografi SMAN 1 Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat)
2.Dra.Hj.Umrotun,MSi( Dosen dan peneliti pada Fakultas Geografi UMS)
Memasuki era revolusi industri 4.0, kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dari kemajuan teknologi. Teknologi menjadi kebutuhan dasar setiap orang, mulai dari anak-anak, remaja hingga para ahli, semuanya menggunakan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan. Beginilah implementasi paham posibilistis yang dicanangkan oleh Fredrich Ratzel, dimana manusia ingin menguasai alam. Teknologi berkembang dengan sangat pesat, bahkan pada era revolusi industri 4.0 ini, tengah gencar dikembangkan teknologi artificial intelligence atau dapat diartikan dengan kecerdasan buatan. Istilah artificial intelligence (AI) digunakan pertama kali pada tahun 1956 oleh John McCharty dari MIT (Massachusetts Institute of Technology). Menurut John McCharthy, artificial intelligence atau kecerdasan buatan merupakan proses memodelkan cara berpikir manusia dan mendesain suatu mesin agar dapat berperilaku layaknya manusia.
Pada perkembangannya, artificial intelligence ternyata merambah pula ke dunia pendidikan. Sistem AI memungkinkan orang belajar dengan bantuan education assistant seperti bot. Perkembangan zaman menuntut dunia pendidikan menyesuaikan dengan perkembangan teknologi guna meningkatan mutu pendidikan terutama penyesuaian teknologi informasi dan komunikasi. Konten pembelajaran digital yang berkembang dewasa ini dapat dihadirkan berkat penerapan AI. Buku teks pelajaran yang tebal kini dapat disajikan menjadi sebuah konten yang lebih ringkas, lebih enak dibaca dan dipahami oleh peserta didik, seperti panduan belajar, ringkasan materi atau catatan pendek.
Baca Juga:Musim Penghujan, Musim yang Sarat PembelajaranBPJAMSOSTEK Salurkan Santunan Rp84 Juta ke ahli waris Guru PAUD
AI sebagai satu pilar revolusi industri 4.0 berperan cukup sentral dalam memfasilitasi proses belajar yang termediasi oleh teknologi. Misalnya, dengan big data, AI bisa membantu mengindentifikasi talenta unggul ataupun mengidentifikasi permasalahan kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik. Pembelajaran dalam sistem AI berbasis teknologi, dan merupakan pembelajaran yang dipersonalisasi sehingga mampu memupuk kemandirian peserta didik yang akan meningkatkan pengalaman belajarnya. Pembelajaran AI yang menekankan sistem individual dapat meningkatkan fokus belajar peserta didik. AI bisa mengidenifikasi konsep seperti apa yang tidak dipahami oleh peserta didik sehingga nantinya AI bisa melakukan penyesuaian untuk menemukan cara baru dalam membantu pembelajaran siswa. Dengan demikian, cara pengajaran yang tepat pada peserta didik dapat dianalisis melalui kecerdasan buatan tersebut.