KARAWANG-Dinas Koperasi dan Usaha Kecil melalui UPTD Pendidikan dan Pelatihan Perkoperasian dan Wirausaha Provinsi Jawa Barat mengadakan sosialisasi Program One Pesantren One Product (OPOP). Kegiatan itu diikuti lima Kabupaten Bekasi, Karawang Kota, Bekasi, Purwakarta dan Subang di Brits hotel karawang, Selasa (17/3).
Koordinator wilayah 2 OPOP Jawa Barat Nurdin Hidayat, SHI MSi mengatakan, tujuan OPOP membangun kemandirian pesantren melalui pemberdayaan ekonomi dengan cara membantu pesantren dalam memilih komoditi yang laku di pasar dan memberi pelatihan dan pendampingan.
“Target OPOP Pesantren yang memiliki visi dan niat untuk menjalankan usaha, memiliki SDM, memiliki lahan, ketersediaan bahan baku. Potensi pasar besar pesantren di Jawa Barat belum mampu mandiri secara ekonomi untuk membiayai kebutuhan operasional maupun pengembangan sarana dan prasarana pesantren,” ujarnya.
Baca Juga:Pengamen Anak-anak Banyak Berkeliaran di Kota Subang, Tanggungjawab Siapa?Kumuh Tak Terawat, Perumahan KORPRI Subang Terkesan Angker
Dalam acara sosialisasi itu mengundang dari pengurus pondok pesantren, tokoh agama dan pengusaha wilayah Jabar 2 untuk registrasi One Pesantren One Product dan pelatihan perkoperasian dan wirausaha provinsi.
Tahapan kegiatan meliputi temu usaha, lomba produk, penguatan modal usaha dan pameran OPOP.
OPOP bertujuan untuk menciptakan kemandirian umat melalui para santri, masyarakat dan pondok pesantren. Agar mampu mandiri secara ekonomi, sosial dan juga untuk memacu pengembangan skill, teknologi produksi, distribusi, pemasaran melalui sebuah pendekatan inovatif dan strategis.
Pemprov Jabar bersama Dinas KUKM Provinsi Jawa Barat, memastikan seluruh Pondok Pesantren di Jawa Barat dapat memperoleh akses atas program pemerintah dalam sektor pemberdayaan ekonomi, teknologi dan produksi yang efisien, tepat serta modern di era digital saat ini.
Seluruh pesantren yang terpilih melalui seleksi nantinya akan diberikan program pembinaan terpadu. Selain itu ditingkatkan kemampuan daya saing ekonominya serta didampingi untuk proses pengembangan usahanya, bersinergi dalam jaringan bisnis yang potensial hingga mereka berhasil menjadi sebuah Pondok Pesantren yang mandiri.(ddy/ysp)