Rasa Aman Itu Lenyap Pasca Perisai Terlepas

Rasa Aman Itu Lenyap Pasca Perisai Terlepas
0 Komentar

Sudah sangat jelas, berharap pada PBB untuk menyelesaikan masalah umat Islam tidaklah bisa. PBB akan tampil demikian ‘garang’ jika sejalan dengan kepentingan Amerika Serikat. Sebaliknya, PBB tampak sangat lemah tak berdaya jika Amerika menginginkan sebaliknya.

Maka, demikian pula yang akan terjadi dengan UNICEF atau UNESCO.  Organisasi yang berada di bawah PBB ini tidak akan berdampak lebih baik. Badan induknya saja bungkam oleh kemauan AS dan veto anggota tetapnya apalagi UNICEF dan UNESCO sebagai badan yang bukan bertugas mengamankan dunia dan melindungi nyawa manusia.

Penerap Syariat dan Junnah Itu  adalah Khilafah

Kondisi ironis nan mengkhawatirkan yang  menimpa kaum muslimin di penjuru dunia karena sebab hilangnya perisai umat. Perisai inilah yang dimaksudkan Rasulullah menjadi pelindung dan penjaga umat Islam.

Baca Juga:Harga Cabai Semakin Pedas, Islam Punya SolusinyaJaminan Pendidikan Dalam Islam

Sesungguhnya seorang imam itu [laksana] perisai. Dia akan dijadikan perisai, di mana orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika dia memerintahkan takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, dan adil, maka dengannya, dia akan mendapatkan pahala. Tetapi, jika dia memerintahkan yang lain, maka dia juga akan mendapatkan dosa/azab karenanya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Menurut Imam An-Nawawi, Junnah maksudnya, ibarat tameng. Karena dia mencegah musuh menyerang (menyakiti) kaum muslim. Mencegah masyarakat, satu dengan yang lain dari serangan. Melindungi keutuhan Islam, dia disegani masyarakat, dan mereka pun takut terhadap kekuatannya.

“Imam/Khalifah itu laksana penggembala, dan hanya dialah yang bertanggung jawab terhadap gembalaannya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Imam atau khalifah yang berperan sebagai junnah (perisai) bagi umat Islam, khususnya, dan rakyat umumnya, meniscayakan imam harus kuat, berani, dan terdepan. Bukan orang yang pengecut dan lemah. Kekuatan ini bukan hanya pada pribadinya, tetapi pada institusi negaranya. Kekuatan ini dibangun karena fondasi pribadi dan negaranya sama, yaitu akidah Islam.

Inilah yang ada pada diri Nabi saw. dan para khalifah setelahnya, sebagaimana tampak pada surat Khalid bin al-Walid:

“Dengan menyebut Asma Allah, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari Khalid bin al-Walid, kepada Raja Persia. Segala puji hanya milik Allah, yang telah menggantikan rezim kalian, menghancurkan tipu daya kalian, dan memecah belah kesatuan kata kalian. Maka, masuk Islamlah kalian. Jika tidak, bayarlah jizyah. Jika tidak, maka aku akan datangkan kepada kalian, kaum yang mencintai kematian, sebagaimana kalian mencintai kehidupan.”

0 Komentar