Tidak semua orang berkesempatan bisa sampai menjumpai bulan tersebut dan kalaupun bisa berjumpa, tidak semua melaksanakan puasa meskipun mereka Islam. Kalaupun sampai umur kita dipertemukan di bulan Ramadhan, tidak semuanya bisa memanfaatkan dengan baik malah taka ada bedanya antara ada dan tiada. Mereka yang telah diberi nikmat bisa bertemu, nyatanya tidak semua yang berpuasa memperoleh hasil yang optimal. Sebagaimana sabda Rosulullah SAW, “Bisa jadi ada yang berpuasa, tetapi hanya mendapat lapar dan dahaga. Bisa jadi ada orang yang melakukan qiyam (Tarawih), tetapi hanya tidak tidur dan mendapat lelah.” (HR an-Nasai dan Ibn Majah). Jadi datangnya puasa harus dimaknai dengan sungguh sungguh tidak seperti pergantian bulan dalam satu tahun.
Hasil puasa yang sia-sia tersebut kemungkinan,salah satu penyebabnya adalah kurangnya persiapan dalam menjalani ibadah selama Ramadhan. Persiapan ini sangat amat penting. Contohnya seringkali kita jumpai seseorang karena berbagai kesibukan, di hari Jumat, saat azan berkumandang di masjid , masih ada yang tidak menghiraukan bahwa panggilan sholat jumat telah datang, mereka terlena tahu-tahu sudah azan, padahal dia belum siap berangkat untuk sholat Jumat (belum mandi-lah, belum ganti baju-lah, belum wudhu-lah) sehingga akhirnya terlambat ke Masjid, ibadahpun jadi kemrungsung, kesusu, tidak khusuk, tidak sempurna. Kondisi ini sangat kontras denga di Mekah dan Madinah, begitu panggilan sholat dikumandangkan, segala aktivitas dihentikan untuk menuju ke satu titik yaitu masjid. Subhanalloh. Mengapa bisa terjadi demikian? Tidak lain karena tidak adanya persiapan diri beberapa saat sebelumnya waktu ibadah datang. Oleh karena itu, maka dalam hal Ibadah Ramadhan kita perlu menyiapkan diri sejak jauh-jauh hari sebelumnya agar pada saatnya tiba bulan Ramadhan, kita dapat beribadah dengan sebaik-baiknya dan memperoleh hasil yang optimal. Kalau sesorang yang punya hajad menikahkan anaknya perlu waktu berbulan bulan tetapi ketika kita menyambut bulan suci yang penuh keistimewaan, malah tanpa persiapan yang sempurna.
Mari kita teladani Rasulullah SAW dan para sahabatnya dalam mempersiapkan diri menyambut kedatangan Ramadhan. Sebelum Ramadhan tiba, Rosulullah SAW dan para sahabat telah menyemarakkan puasa sunah. Sebagaimana diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid, bahwa, “Rasulullah SAW melakukan puasa sepanjang bulan Sya’ban atau melakukan puasa pada bulan itu kecuali beberapa hari saja beliau tidak melakukannya (HR. Bukhari-Muslim).