PURWAKARTA-Bagi sebagian besar orang ketika melihat kardus, kertas dan kayu bekas boleh jadi hanya menganggapnya sebagai sampah yang sudah tak memiliki nilai. Namun, di mata Pajar Abdulrahman, warga Kampung Coblong, Desa Palinggihan, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, justru sebaliknya.
Saat melihat tumpukan kardus, kertas, dan kayu bekas itu, Pajar langsung bereaksi. Seketika, matanya mengirimkan informasi ke otak kanannya. Memaksanya berimajinasi kreatif hingga memiliki visi akan dijadikan karya apa tumpukan barang bekas itu
Hasilnya, berbagai jenis replika dan action figure pun tercipta. Tangan dinginnya mampu mengubah barang-barang bekas itu menjadi robot, sepeda motor, pesawat terbang, rangka fosil dinosaurus, miniatur rumah hingga kapal pinisi.
Baca Juga:Inilah 25 Kabupaten Produsen Beras Terbesar Indonesia 2020Hidup Sendiri, Seorang Pria Ditemukan Sudah Membusuk di Kamar Kost
“Saya tidak menunggu pesanan. Dibuat saja dulu, nah kalau ada yang tertarik baru saya jual,” kata Pajar saat ditemui Pasundan Ekspres di rumah sekaligus workshop-nya, belum lama ini.
Dirinya menjelaskan, penggunaan kardus bekas sebagai bahan utama membuat action figure robot dan superhero, termasuk replika sepeda motor. Sedangkan miniatur kapal terbang, rumah, dan rangka fosil dinosaurus bahan dasarnya dari kayu.
“Khusus Kapal Pinisi bahan dasarnya menggunakan kayu, bambu juga teiplek ditambah aksesori lainnya untuk detailnya,” kata dia.
Pajar mengaku, karya yang dihasilkannya itu memiliki tingkat kesulitan berbeda. Seperti membuat robot, sepeda motor dapat dikatakan lebih mudah dibandingkan membuat kapal pinisi.
“Pembuatan kapal pinisi membutuhkan waktu lima sampai enam hari. Sedangkan, pembuatan robot lebih mudah per hari mampu menyelesaikan dua sampai tiga buah,” ucapnya.
Disinggung terkait harga, Pajar mematok harga yang beragam. Misalnya, untuk robot ukuran 20 sentimeter dibanderol Rp50.000. Sementara untuk kapal pinisi dihargai Rp800.000.
“Penjualannya baru sekitar Purwakarta. Sebetulnya ada pesanan dari Kalimantan tapi tidak saya sanggupi karena takut rusak saat pengiriman. Terlebih, modalnya belum ada,” ujar Pajar.(add)