Memaknai Survei Kecil untuk Keberlangsungan Program Studi (Bagian 2)

Memaknai Survei Kecil untuk Keberlangsungan Program Studi (Bagian 2)
0 Komentar

Prinsip Fakultas Geografi ketika datang ke sekolah menggunakan filosofi seorang ibu kepada anaknya yaitu prinsip memberi tidak harap kembali, syukur kalau kembali dalam bentuk tertarik belajar geografi. Jadi kolaborasi selama ini dengan beberapa SMA/MA dan MGMP Geografi di Jawa khususnya dan Indonesia umumnya , lebih pada memberi ilmu kepada mereka. Dalam konsep islam, inilah yang disebut shadakah yang akan berdampak luas pada pemberinya dan barokah pada penerimanya. Workshop secara daring yang diikuti guru Geografi seluruh Indonesi beberapa bulan lalu tepatnya 16-22 april 2020 dengan materi ke geografian telah menghasilkan publikasi yang bervariasi (Kegiatan  Workshop berbasis publikasi)

1.Buku Kajian Geografi di Masa Pandemi Covid-19 setebal 267 hal, terbit 1 juni 2020, kumpulan opini di media masa selama april sampai juni 2020. Penulisnya adalah peserta dan fasilitator, ada yang mandiri tapi ada yang kolaborasi

2.Buku Resonansi 12,kumpulan opini di media masa dalam kurun waktu 3 bulan yaitu januari-maret 2021, setebal 236 hal

3.Buku Resonansi 13, sedang berproses

Baca Juga:Tolak Impor Beras, Kebijakan Menyakitkan RakyatPetani Tekor Ditengah Kebijakan Impor

4.Buku Pengayaan mata pelajaran geografi di SMA yang jumlahnya 10, sedang berproses

5.Kumpulan Puisi Geografi, sedang berproses

Jika kerjasama itu dibangun dengan konsep simbiose mutualistic, niscaya akan memberikan dampak yang positif baik di pihak SMA maupun program studi. Disamping itu para siswamendapatkan gambaran yang riil apa yang dikaji dalam program studi dan lapangan kerja apa yang bisa dimasuki. Aplikasi model ini akan meningkatkan daya panggil prodi di masa yang akan datang.

Temuan berikutnya yang cukup mengagetkan adalah , kalau selama ini orang berpendapat bahwa Perguruan Tinggi Muhammadiyah banyak diminati karena sistem pembelajarannya bagus dan modern dan didukung oleh reputasi Perguruan Tinggi berbasis islami sehingga punya basis masa dari SMA yang berbasis agama, ternyata tidak terbukti karena justru dari sekolah Muhammadiyah cuma 7 persen dan 93 persen dibackup oleh SMA di luar Muhammadiyah. Apa artinya, bahwa dari kalangan bukan Muhammadiyah ingin belajar di Muhammadiyah, ini cukup menguntungkan Perguruan Tinggi Muhammadiyah(PTM) karena akan menjadi pilihan untuk menuntut ilmu  mereka dan dari aspek da’wah juga sangat menguntungkan. Bagaimanapun juga Muhammadiyah disamping sebagai lembaga pendidikan , juga berperan sebagai lembaga da’wah, da’wah yang menyejukkan tidak memaksa. Maka di PTM juga banyak yang mahasiswa/winya non muslim, lebih lebih PTM  di Papua, banyak mahasiswa non muslim dibanding  muslim.

Laman:

1 2
0 Komentar