TAHUN 2020 lalu, saat HUT Subang Ke-72, ramai terdengar slogan Subang Amazing. Banyak acara disiapkan, termasuk merencanakan event berskala internasional, minimal Asia. Sejumlah tamu dari luar negeri diagendakan datang ke Subang. Kegiatan akan dipusatkan di area Bukit Santiong-dulu belum ramai Bukit Nyomot. Tapi semuanya buyar karena pandemi Covid-19.
Tahun ini, HUT Subang Ke-73, saya kira akan tetap tema Subang Amazing. Ternyata bukan, jadi: Subang Jawara Ngajomantara. Tagline Amazing bagus, Ngajomantara juga bagus. Lebih bagus kalau publik tahu, apa makna dan cita-cita besar dari tagline itu. Apalagi jiga bersesuaian dengan pencapaian yang sudah dikerjakan.
Saya coba putar rekaman pidato Bupati Subang dalam sidang paripurna kemarin pagi. Dalam pidato di forum penting yang disiarkan secara live di YouTube dan Radio Benpas, Kang Jimat malah tidak menyebutkan tagline itu. Hanya tagline unggulan saja yang disebut: Subang Jawara. Tidak ada kata Ngajomantara atau tambahan lainnya: Mulus Rahayu, Reugreug Pageuh, Medal Dangiang.
Baca Juga:As Syifa Boarding School Subang Bangun Kampus Tiga di Kecamatan SagalaherangTim Densus 88 Geledah rumah di Karawang
Dalam pidato sekitar 10 menit itu, Kang Jimat menyebutkan sejumlah program yang masih bisa dijalankan di tengah pandemi Covid-19. Saya menyimpulkan itulah program unggulan yang tengah dikerjakan. Yaitu pembangunan jalan Patimban-Cilamaya, pembangunan jalan Serangpanjang-Cipendeuy yang melintasi Bukit Nyomot itu, pembukaan TPA di Jalupang untuk mengatasi sampah dan komitmen nol rupiah dan rotasi mutasi untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih.
Dalam pidato yang sederhana itu, setidaknya kita bisa membayangkan, bagaimana jalan baru Serangpanjang-Cipendeuy sepanjang 10 Km itu jika sudah tersambung dan bisa dilalui. Menembus bukit dan area pesawahan. Pemandangan hamparan hijau membentang. Mungkin tidak kalah indahnya dengan Geopark Ciletuh Sukabumi. Lalu kita punya jalan baru Patimban-Cilamaya dengan pemandangan laut Jawa. TPA baru di Jalupang yang lebih luas dan rotasi mutasi nol rupiah, yang juga hal baru dalam pemerintahan Subang.
Tidak disinggung penanggulangan Covid-19, pemulihan ekonomi yang didukung data pertumbuhan ekonomi, pemulihan bencana pasca-banjir dan upaya pencegahannya. Apalagi menyinggung perbaikan infastruktur pascajebolnya anggaran untuk penanggulangan Covid-19. Padahal, saya dengar ada sejumlah kabar menggembirakan. Di antaranya: anggaran yang cukup besar masih tersedia untuk perbaikan jalan. Lalu buruh di Subang masih beruntung bisa menerima kenaikan upah.