Tradisi atau kegiatan ngabuburit diisi dengan berbagai macam kegiatan di sore hari. Mulai dari kegiatan keagamaan hingga jalan-jalan dilakukan masyarakat.
Direktur Rumah Perubahan Pantura Aditya Batistuta Maulana melihat, aktivitas ngabuburit banyak dihabiskan muda-mudi melakukannya dengan cara jalan-jalan ada yang mungkin tadarusan di masjid dan kegiatan-kegiatan yang lainnya yang mungkin bisa dilakukan untuk menunggu berbuka puasa.
“Untuk di lingkungan sendiri mayoritas masyarakat mendefinisikan ngabuburit itu adalah jalan-jalan sore. Pandangan saya, tentu kegiatan tersebut memiliki nilai positif dan juga negatif. Ada banyak hal, misalnya seperti mencari takjil, tadarusan dan lain-lain,” kata Adit.
Baca Juga:Viral Video Sopir Truk Bonyok Usai Berkelahi dengan Petugas Tol Cipali, Begini Klarifikasi PengelolaJNE Gratiskan Biaya Pengiriman Bantuan Bencana ke NTT, Juga Renovasi Tempat Ibadah
Selain itu, hal positif lainnya tentunya, kegiatan ngabuburit ini bisa membantu menunda rasa lapar atau rasa haus sampai waktunya berbuka untuk para masyarakat yang sedang melakukan ibadah puasa. Kemudian dari aspek ekonomi, tentunya ini bisa meningkatkan daya jual atau daya beli bagi para pedagang.
“Dengan banyaknya masyarakat termasuk pemuda yang hilir mudik di jalan, juga banyak diantaranya yang mencari takjil serta makanan untuk berbuka. Tradisi ngabuburit sendiri tentu dapat membantu mendongkrak ekonomi pedagang dan perputaran uang terbilang tinggi di sore hari menjelang buka puasa,” imbuhnya.
Namun, di era saat ini, ada satu poin negatif yang juga perlu diperhatikan dari tradisi ngabuburit. Ini soal adanya potensi kerumunan masyarakat, menyebabkan kemacetan dan juga risiko kecelakaan yang tinggi.
“Situasi pandemi ini tentu harus juga diperhatikan, karena animo ngabuburit ini memang besar dan juga banyak dilakukan. Sehingga tentunya kesadaran masyarakat akan Protokol Kesehatan juga memang perlu untuk terus ditingkatkan agar bisa menekan penyebaran Covid-19,” imbuhnya.
Untuk di Pamanukan sendiri, Adit menyebut, ketika sore hari, jalanan di Pamanukan juga akan terlihat padat oleh banyaknya masyarakat yang mencari berbagai kebutuhan menjelang buka puasa. “Pamanukan juga selalu ramai. Bisa terlihat, orang yang hilir mudik memakai kendaraan, itulah salah satu tradisi ngabuburit di sini,” jelasnya.(ygi/vry)