Berkat bantuan pemerintah melalui program bantuan langsung tunai, denyut ekonomi warga mulai bergerak yang nampak dari peningkatan daya beli masyarakat dalam hal pemenuhan kebutuhan rumah tangga dan tentunya kemampuan untuk berinfak dan bersedekah juga meningkat. Hal ini juga mungkin berkorelasi dengan semangat untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan tahun 1442 hijriyah ini.
Berbeda saat ramadhan 1 tahun lalu, ramadhan tahun ini ghirah dan keberanian untuk melaksanakan ibadah shalat wajib dan tarweh sudah mengalami peningkatan, saya menghadiri sholat tarweh di masjid tepi jalan raya Yogya Solo, ternyata sudah mencapai 50-60 persen kapasitas masjid.
Demikian juga dengan pelaksanaan shalat tarawih di Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, sebagaimana dilansir media online aceh tribunnews yang memuat berita di laman https://aceh.tribunnews.com/2021/04/13/shalat-tarawih-di-masjid-raya-baiturrahman-membludak. Jamaahnya betul-betul membludak sampai ke pekarangan mesjid dibawah payung raksasa, setelah tahun lalu dibatasi dengan protokol kesehatan dengan jarak aman antar jamaah 1 meter. Hal ini memberikan gambaran bahwa bahwa religiusitas umat Islam untuk taabud kepada kepada sang Khaliq tidak bisa dikalahkan dengan sebaran covid yang belum reda. Meskipun para takmir juga sangat patuh dengan aturan pemerintah, dengan menerapkan protocol kesehatan yang ketat bahkan durasi sholat dan kultumpun dikurangi.
Dicegahnya kebiasaan-kebiasaan yang telah berpuluh tahun kita kerjakan di saat ramadhan ini karena ada suatu mudarat di sana. Ada bahaya virus menular yang mengancam keselamatan jiwa jika kita melakukannya. Islam adalah agama yang menyelamatkan dan hadir dalam rangka mewujudkan kemaslahatan umat manusia.
Allah berfirman dalam QS Al Maidah ayat 32: Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Yang menakjubkan, kutipan ayat Al Quran dan hadits Nabi dipasang di halte bus di Belanda dan di bandara di Negara paman Sam saat corona merebak. Ada hikmah dibalik musiba,. oleh karena itu, demi menghindar dari bahaya dan untuk memelihara kemaslahatan dan keselamatan diri dan lingkungan maka umat Islam harus bisa beradaptasi/menyesuaikan dengan kondisi pandemi selama Ramadhan tahun ini. Meski ada sesuatu yang hilang tadi. Jamaah tetap konsisten dengan implementasi ajaran agamnaya , akan tetapi juga patuh himbauan pemimpin bangsanya.