SELAIN Pelabuhan Patimban di utara dan Kawasan Industri di Subang tengah, kini kawasan Bukit Nyomot di kawasan Subang selatan pun mulai tenar. Dipicu oleh rencana pembukaan jalan alternatif Serangpanjang-Cipendeuy. Di catatan ini, ada beberapa hal yang saya koreksi dari catatan sebelumnya: Bukit Nyomot.
Sebelumnya saya menyebut panjang jalan baru ini sekitar 30 kilometer, setelah didapat datanya dari PUPR via BP4D, panjangnya yaitu 24.358 m atau lebih dari 24 Km. Memiliki lebar 20 meter.
Jika kelak sudah jadi, perjalanan Cipendeuy-Serangpanjang hanya 30 menit. Jalan ini juga akan menyajikan pemandangan hijau dari atas bukit. Kita juga akan melintasi tiga jembatan. Yaitu jembatan Cikeruh, Jalupang dan Tenjolaut.
Baca Juga:Airin Azzahra Indahkirani Dalami Kempo Sejak DiniBalai Pemasyarakatan Kelas II Subang berbagi Sesama
Dua jembatan memiliki panjang 40 meter dan satu jembatan dengan panjang 18 meter. Mengacu kepada Detil Engineering Design (DED), dibutuhkan biaya lebih dari Rp36 miliar untuk membangun tiga jembatan itu.
Jalan sepanjang 24 Km itu akan melintasi area perkebunan PTPN Tambaksari, Perhutani dan PTPN Jalupang. Lahan PTPN yang paling banyak terlewati, sekitar 12.000 meter, sedangkan lahan Perhutani yang terlewati hanya 8.100 meter.
Bagaimana proses pelepasan lahan itu? Kabarnya ini masih diproses. Tentu harus ada izin dari Kementerian BUMN dan pembahasan yang serius dan Kementerian ATR/BPN.
Pemda Subang punya panglima pembebasan lahan yang dipercaya yaitu Bu Nenden yang kini menjabat Plt Kepala Dinas Pertanian (baca: Komandan Ketahanan Pangan). Untuk berhasil, harus mengeluarkan berbagai jurus.
Walau pun saya agak sedikit heran, karena bagian aset Pemda belum terlibat secara intensif untuk pembebasan itu. Setidaknya itu yang saya tangkap dari pernyataan pejabat di bagian aset.
Bagaimana dengan PTPN? Di pertengahan tahun 2019 lalu, Direktur Utama PTPN pernah menyatakan kepada media bisnis terkemuka, pihaknya siap menjadi bagian dari rencana pengembangan kawasan bisnis dan wisata di Subang.
“Sekali lagi semangatnya adalah melahirkan aktivitas ekonomi baru lewat kawasan ini sehingga ekonomi Jawa Barat dapat berkembang sejalan dengan kehadiran infrastruktur tersebut,” begitu yang disampaikan Dirut Utama PTPN VIII, Wahyu usai tandatangan MoU dengan WIKA pada Juli 2019 lalu. Dua perusahaan pelat merah itu sepakat untuk pengembangan Kawasan Industri di Subang.