Banjir Terus Berulang, Bukti Gagalnya Sistem

Banjir Terus Berulang, Bukti Gagalnya Sistem
0 Komentar

Oleh: Elin Marlina, A.Md.

Akhir-akhir ini hujan deras kembali mengguyur kawasan Bandung raya. Setidaknya lima kecamatan di Kabupaten Bandung terendam banjir, diantaranya Kecamatan Dayeuhkolot, Kecamatan Bojongsoang, Kecamatan Baleendah, Kecamatan Rancaekek, dan Kecamatan Cicalengka. Adapun kisaran ketinggian air akibat banjir sekitar 10-110 centimeter. (liputan6.com)

Selain lima kecamatan yang disebutkan diatas, warga Cinunuk pun mengalami hal yang serupa. Tepatnya di Jalan Raya Cinunuk depan Sekolah Mekar Arum, ketika diguyur hujan lebat sering terjadi banjir cileuncang (limpasan air hujan). Selain merusak mesin kendaraan, banjir cileuncang juga dapat membahayakan pengguna jalan yang melintas karena airnya sangat deras sehingga banyak yang jatuh terseret. (ayobandung.com)

Daerah terdampak rata-rata merupakan daerah yang menjadi langganan banjir setiap tahunnya. Mengherankan memang, padahal pemerintah Kabupaten Bandung telah membangun kolam retensi Cieunteung dan sodetan Cisangkuy demi menanggulangi persoalan  banjir musiman ini. Bahkan ada satu kolam retensi lagi yang tengah digarap yakni kolam retensi Andir yang ditargetkan rampung bulan desember 2021. Namun beberapa antisipasi pencegahan tersebut nyatanya belum bisa menyelesaikan masalah banjir yang terus berulang. Sehingga warga terus mendesak pihak terkait untuk segera melakukan perbaikan.

Baca Juga:Pasar Tumpah Dilarang, Kerumunan Lain DibiarkanDinas Kesehatan Tingkatkan Kompetensi SDM

Bisa dikatakan bahwa pemerintah gagap mengantisipasi banjir. Karena itu warga harus terus siaga, awas dan waspada akan datangnya bencana yang bisa datang sewaktu-waktu, jika curah hujan sedikit lebih lama mengguyur. Padahal disisi lain warga masih berjibaku dengan sulitnya menata ulang kehidupan di tengah situasi ekonomi dan efek pandemi yang masih sulit. Sementara mengharapkan perhatian besar dari pemerintah bagai mimpi di siang bolong.

Jika dilihat dari kacamata ilmiah, banjir sendiri terjadi ketika neraca air permukaan positif. Neraca air ditentukan empat faktor: curah hujan; air limpahan dari wilayah sekitar; air yang diserap tanah dan ditampung oleh penampung air; dan air yang dapat dibuang atau dilimpahkan keluar.

Maka dapat kita simpulkan bahwa hanya curah hujan saja yang tak bisa dikendalikan oleh manusia. Sedangkan tiga faktor selain dari itu dipengaruhi oleh perilaku manusia, termasuk kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Karena itu menjadikan curah hujan sebagai kambing hitam sungguh tidak bijak.

0 Komentar