Dalam Islam, kita tak hanya diperintahkan untuk mengelola bumi dengan baik dan melarang untuk merusaknya, namun memberikan cara-cara berupa seperangkat aturan Islam yang melekat pada karakter manusia sebagai individu, masyarakat, dan dalam konteks negara.
Manusia sebagai individu, dituntut oleh syariat untuk memiliki adab terhadap lingkungan. Begitu pula manusia sebagai masyarakat memiliki kewajiban untuk mengamalkan tradisi amar makruf nahi munkar. Sementara manusia sebagai penguasa diberi porsi besar untuk menjaga alam semesta. Sebab Islam menjadikan negara sebagai pelindung dan penegak aturan Islam yang memang diturunkan untuk menjaga keseimbangan alam hingga terwujud rahmat.
Maka jelas, hanya aturan Islam yang telah memberi aturan komprehensif agar bencana tidak sering terjadi. Islam memberikan solusi komprehensif dan terintegrasi dari hulu sampai hilir. Diterapkannya aturan Islam secara kaffah yang tentunya atas dasar ketakwaan pasti akan mendatangkan kehidupan yang penuh keberkahan. Hal ini pernah terwujud dalam sebuah peradaban Islam di bawah naungan Khilafah selama belasan abad. Sebagaimana yang dijanjikan Allah Swt dalam firman-Nya:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Baca Juga:Pasar Tumpah Dilarang, Kerumunan Lain DibiarkanDinas Kesehatan Tingkatkan Kompetensi SDM
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raaf : 96)
Pada tataran inilah, kembali pada dekapan syariat kaffah adalah kebutuhan yang penting bagi bangsa dan dunia ini. Lebih dari pada itu, penegakan syariat dalam bingkai khilafah adalah kewajiban bagi kita semua.
Wallahu a’lam bi ash-shawwab.